Pantau Mutu Air Minum Isi Ulang

- Editor

Rabu, 11 Mei 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Akses terhadap Air Bersih Masih Terkendala
Tingkat keamanan pangan di Indonesia memprihatinkan. Kondisi itu ditandai terbatasnya akses warga terhadap air bersih dan keamanan pangan yang belum terjamin. Selain itu, tingkat kebersihan sejumlah produk air minum isi ulang belum terjaga sehingga tidak layak konsumsi.

Berdasarkan data Indeks Keamanan Pangan (Global Food Security Index) 2015 yang diterbitkan Economist Intelegensi Unit (EIU), Indonesia menempati peringkat ke-74 dari 109 negara di dunia yang disurvei. Untuk tingkat ASEAN, Indonesia berada di posisi ke-6 dari 8 negara, di atas Myanmar dan Kamboja.

Menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparringa, Senin (9/5), di Jakarta, rendahnya peringkat Indonesia terkait dengan sulitnya akses air bersih di sejumlah daerah. Besarnya tingkat kandungan logam berat dan mikroba dalam air turut jadi penyebab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Hasil pemantauan kami, tak semua air isi ulang memenuhi syarat. Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah, dinas terkait, seperti dinas kesehatan, dinas perindustrian dan perdagangan, serta Balai POM,” kata Roy saat menghadiri rangkaian acara Bulan Keamanan Pangan 2016 yang digelar BPOM.

Saat ini pihaknya baru melakukan pengujian sampel air minum isi ulang di sejumlah daerah secara acak. Menurut Roy, BPOM mendatangi dan menguji langsung depot air minum. Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pengujian itu antara lain sumber air, proses pengisian, dan seberapa sering penggantian cartridge filter.

d043bb18007a45018a1f47a0280772c6Roy menambahkan, selanjutnya pihak BPOM dan pemerintah daerah akan mendata jumlah depot air isi ulang di satu daerah. “Dalam evaluasi, kami akan menyampaikan secara spesifik kepada masyarakat. Sebab, pemerintah harus terus mengawal konsumen,” ujarnya.

Kerja sama
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM Suratmono mengatakan, pihaknya akan menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah daerah. Kerja sama itu guna memperkuat upaya menjamin keamanan pangan, khususnya air bersih, di sejumlah daerah.

Meski demikian, menurut Suratmono, hal utama saat ini bukan seberapa banyak nota kesepahaman yang dibuat dengan pemda. Kerja sama dengan jajaran pemda itu harus diawali dengan proyek percontohan di satu daerah sehingga nantinya bisa direplikasi di daerah lain. “Hal terpenting adalah pengawalan,” ucapnya.

Pada April hingga Mei 2016, BPOM menyelenggarakan Bulan Keamanan Pangan Nasional. Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM Halim Nababan mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memandirikan masyarakat dalam keamanan pangan.

Halim menambahkan, sosialisasi keamanan pangan dilakukan melalui lokakarya, kuliah umum, pelatihan, dan bimbingan dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Sasarannya ialah masyarakat umum atau rumah tangga, industri rumah tangga, serta usaha mikro kecil dan menengah. “Mereka diharapkan bisa mengenali makanan, mana yang memenuhi syarat dan mana yang tidak,” ujarnya.

Selain itu, ada pelatihan bagi perwakilan Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian Perindustrian. “Mereka diharapkan menyebarluaskan informasi tentang keamanan pangan, antara lain melalui media sosial,” ucap Halim.

Pentingnya sanitasi kebersihan dan tingkat higienis makanan dikedepankan selama Bulan Keamanan Pangan. Menurut Halim, praktik keamanan pangan yang baik dan konsisten diharapkan bisa diterapkan dari tingkat individu hingga industri. (C03)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Mei 2016, di halaman 13 dengan judul “Pantau Mutu Air Minum Isi Ulang”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB