Pacu Daya Imajinasi Anak dengan Bacaan Beragam

- Editor

Senin, 21 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penggunaan buku teks yang seragam cenderung menyulitkan sejumlah siswa sekolah dasar menyerap informasi. Untuk melayani siswa dengan daya serap berbeda-beda, perlu modifikasi dan penyampaian pelajaran membaca secara kreatif.

Dalam kaitan itu, USAID PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching Indonesia’s Teacher, Administrators, and Students) menghibahkan lebih dari 8 juta buku bacaan berjenjang (B3) kepada 13.000 SD dan MI di sembilan provinsi. B3 merupakan bahan bacaan yang dikembangkan sesuai kemampuan membaca pada anak.

Program tersebut ditampakkan kepada pers hari Jumat (18/3) di SD Negeri Jelupang 2, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai lokasi praktik program, SD Negeri Jelupang 2 menerapkan dua cara pengajaran. Pertama, dengan cara membaca bersama. Eva Sujaeva, calon fasilitator, mempraktikkan cara tersebut di kelas I-A. Para siswa dibagi dalam lima kelompok beranggotakan enam siswa. Setiap kelompok diberi nama dengan tema bunga, seperti Anggrek, Kenanga, Matahari, Mawar, dan Melati.

Eva membacakan buku berjudul Tas Plastik yang dilengkapi ilustrasi untuk menarik perhatian siswa. Buku tersebut menceritakan “perjalanan” tas plastik setelah dibuang sembarangan.

Kegiatan itu dibarengi diskusi dengan para siswa. Mereka ditantang untuk menebak apa yang akan terjadi dengan tokoh-tokoh di halaman berikutnya. Contohnya, pada saat tas plastik menutupi kepala seekor penyu, Eva bertanya kepada para siswa, apa yang akan terjadi pada penyu itu.

“Mati. Mabuk. Sesak,” jawab sejumlah siswa. Pada saat halaman berikutnya dibuka, penyu tersebut mati.

Menurut Eva, penggunaan buku bacaan berjenjang dapat mendorong pemahaman siswa terhadap arti atau konsep di balik suatu teks.

Cara kedua adalah dengan metode mengajar terbimbing. Dalam kelas tersebut, para siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok tersebut disesuaikan dengan kemampuan baca tiap siswanya.

Pelatihan
Ade Husnul Mawadah, Teacher Training Officer USAID PRIORITAS Banten, mengungkapkan, perbedaan daya serap anak menjadi landasan untuk mengembangkan buku bacaan berjenjang.

Ade mengatakan, masih banyak kepala sekolah dan guru sekolah dasar yang bingung menggunakan buku tersebut. Karena itu, USAID PRIORITAS bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan pelatihan yang berlangsung selama empat hari, sejak Rabu (16/3) hingga Sabtu (19/3). Pelatihan ini bertujuan mengajarkan strategi khusus bagi calon fasilitator.

Sebanyak 12 calon fasilitator diajari metode penggunaan buku bacaan berjenjang melalui pembelajaran teori dan diskusi. Kemarin, para peserta diterjunkan ke sekolah untuk mempraktikkan penggunaan buku itu kepada siswa.

Ke depan, fasilitator akan mengadakan pelatihan kepada guru-guru SD dan MI.

Sari, Kepala SDN Jelupang 2, berharap para guru di sekolahnya dapat menerapkan sendiri pada tahun 2017.

Menanggapi hal itu, pegiat pendidikan Amanda P Witdarmono mengutarakan, ada beberapa anak yang lebih mudah menyerap informasi dengan membaca teks. Ada pula yang membutuhkan bantuan visual atau audio. “Ini perlu disesuaikan dengan kemampuan setiap anak,” ujarnya. (C04)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Maret 2016, di halaman 12 dengan judul “Pacu Daya Imajinasi Anak dengan Bacaan Beragam”.

———–

USAID Latih Calon Fasilitator Pengajaran

USAID PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching Indonesia’s Teacher, Administrators, and Students), bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melatih sejumlah kepala sekolah, pengawas, dan guru sekolah dasar di Serpong, Tangerang Selatan. Hal itu terkait metode penggunaan buku bacaan berjenjang yang bertujuan meningkatkan minat baca dan pemahaman siswa.

Ade Husnul Mawadah, Teacher Training Officer USAID PRIORITAS Banten, mengatakan, pelatihan yang berlangsung selama empat hari di Hotel Soll Marina Serpong, sejak Rabu (16/3/2016) hingga Sabtu (19/3/2016), bertujuan mengajarkan strategi-strategi khusus bagi calon fasilitator. “Masih banyak yang bingung cara menggunakan buku,” ujarnya kepada wartawan di Serpong, Jumat (18/3/2016).

Sebanyak 12 calon fasilitator diajarkan metode penggunaan buku bacaan berjenjang melalui pembelajaran teori dan diskusi. Hari ini, para peserta diterjunkan langsung ke sekolah untuk melakukan praktik pengajaran penggunaan buku itu kepada siswa.

Para siswa diajarkan melalui dua cara, yaitu membaca bersama dan membaca terbimbing. Eva Sujaeva, calon fasilitator, mempraktikkan penggunaan buku baca berjenjang di SDN Jelupang 2, Tangerang Selatan, menggunakan cara membaca bersama.

Para murid kelas I-A dibagi dalam lima kelompok beranggotakan enam siswa. Eva membacakan buku berjudul Tas Plastik yang dilengkapi gambar.

Kegiatan itu dibarengi diskusi dengan para siswa. Kelas tersebut berlangsung interaktif. Para siswa memprediksi apa yang akan terjadi dengan tokoh-tokoh di halaman berikutnya.

“Dengan metode ini, saya berharap siswa tidak saja bisa membaca. Mereka akan bisa memahami apa yang mereka baca,” ujar Eva.

Sari, Kepala SDN Jelupang 2, berharap para guru di sekolahnya dapat memahami cara pengajaran menggunakan buku bacaan berjenjang pada tahun 2017. Ke depannya, fasilitator akan mengadakan pelatihan kepada guru-guru SD dan MI.(C04)

Sumber: Kompas Siang | 18 Maret 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB