Obituari; Pak Naya, Guru Itu Berpulang…

- Editor

Selasa, 26 Agustus 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah dunia yang mendorong pengarusutamaan pembangunan keberlanjutan, ketika daya dukung lingkungan beriringan dengan pertumbuhan ekonomi, salah satu tokoh di pusaran itu berpulang. Dialah Surna Tjahja Djajadiningrat (69), guru besar manajemen lingkungan yang malang melintang dalam dunia akademis, birokrasi, dan memahami seluk-beluk korporasi.

Almarhum meninggal di RS Harapan Kita, Jakarta, Senin (25/8) pukul 11.30, setelah dirawat karena gangguan jantung. Sedianya, ia akan dioperasi.

”Kami kehilangan pemerhati, pengamat, sekaligus kritikus yang tegas, tetapi santun,” kata Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Pencemaran Karliansyah, yang dihubungi saat melayat di rumah duka, di Bandung, kemarin. Sejak 2010, Surna adalah Ketua Dewan Pertimbangan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (Proper) dan hingga kini Dewan Penasihat Indonesia Project on Climate Change.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada era Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim, almarhum adalah asisten. ”Beliau itu atasan, senior, sekaligus guru kami,” kata Karliansyah. Jejak birokrasinya juga ada di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai Kepala Balitbang serta Direktur Jenderal Pertambangan Umum (2000-2001).

Sementara itu, sebagai akademisi, Surna—biasa dipanggil Naya—adalah pendiri sekaligus dekan pertama Sekolah Bisnis dan Manajemen IPB pada 2004- 2009. Beliau juga pendiri dan ketua ESQ Business School.

Komitmennya pada pembangunan berkelanjutan juga tampak dalam buku Ekonomi Hijau (Green Economy), terbit Mei 2011. Ia tulis bersama kolega.

10615391_10204763515674762_6921731674309729120_nMenurut pengajar Manajemen Kehutanan IPB yang juga aktivis perlindungan lingkungan, Hariadi Kartodihardjo, Surna adalah sosok yang konsisten pada pemikiran pembangunan berkelanjutan. ”Sejak di pertambangan, beliau telah menekankan aspek lingkungan pada pembangunan ekonomi,” ujarnya. Saat itu, Hariadi adalah Deputi Menteri LH Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan. Kini, pemikiran itu masih relevan di Indonesia.

Selasa (26/8), almarhum akan disemayamkan di Aula ITB, sebelum siangnya dimakamkan di TPU Sirnaraga, Bandung.

Almarhum meninggalkan satu putri dan dua cucu. Istrinya meninggal setahun lalu. Selamat jalan Pak Naya…. (GSA/NES)

Sumber: Kompas, 26 Agustus 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB