Nobel Kimia untuk pembangun mesin terkecil di dunia

- Editor

Kamis, 5 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

The Royal Swedish Academy of Sciences memberikan Hadiah Nobel Kimia 2016 kepada Jean-Pierre Sauvage dari University of Strasbourg (Prancis), Sir J. Fraser Stoddart dari Northwestern University (Amerika Serikat) dan Bernard L. Feringa dari University of Groningen (Belanda) untuk desain dan produksi mesin molekuler mereka.

“Mereka membangun mesin-mesin terkecil di dunia. Pengangkat mungil, otot buatan, dan motor amat kecil,” kata Komite Nobel di laman resminya, Rabu.

Mereka membangun molekul-molekul dengan gerakan terkontrol yang bisa menjalankan satu tugas ketika energi ditambahkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pengembangan komputasi menunjukkan bagaimana miniaturisasi teknologi bisa menyebabkan satu revolusi. Para penerima Nobel Kimia 2016 membuat miniatur mesin dan membawa kimia ke satu dimensi baru.

Langkah pertama menuju mesin molekuler diambil oleh Jean-Pierre Sauvage tahun 1983, ketika dia berhasil mengaitkan dua molekul berbentuk cincin bersama untuk membentuk satu rantai yang disebut catenane.

Normalnya, molekul-molekul digabungkan oleh ikatan kovalen kuat di mana atom-atom berbagi elektron, tapi dalam rantai itu mereka malah dikaitkan oleh ikatan mekanis yang lebih bebas.

Supaya bisa menjalankan satu tugas, satu mesin mesti memiliki bagian-bagian yang bisa bergerak relatif satu sama lain. Kedua cincin yang saling bertaut persis memenuhi kebutuhan ini.

Langkah keduanya diambil oleh Fraser Stoddart tahun 1991, ketika dia membangun satu rotaxane. Dia merangkai satu cincin molekuler ke satu sumbu molekul tipis dan menunjukkan bahwa cincin bisa bergerak di sepanjang sumbu.

Di antara yang dia kembangkan berdasarkan rotaxane adalah pengangkat molekuler, satu otot molekuler dan chip komputer berbasis molekul.

Sementara Bernard Feringa, tumbuh di lingkungan pertanian dan tertarik pada peluang tak terbatas untuk kreativitas dalam ilmu kimia, merupakan orang pertama yang membangun motor molekuler. Tahun 1999 dia membuat pisau rotor berputar terus pada arah yang sama.

Penerima Hadiah Nobel Kimia 2016; Jean-Pierre Sauvage, J. Fraser Stoddart, dan Bernard L. Feringa. (NobelPrize.org)

Menggunakan motor molekuler, dia memuter silinder gelas yang 10.000 kali lebih besar ketimbang motornya dan juga merancang mobil-nano.

Komite Nobel menyebut para penerima Nobel Kimia 2016 “telah membawa sistem molekuler keluar dari kebuntuan ekuilibrium dan menuju keadaan penuh energi di mana gerakan mereka bisa dikendalikan.”

Dalam hal perkembangan, motor molekuler berada pada tahap yang sama seperti motor listrik tahun 1830an, ketika para ilmuwan mempertunjukkan beragam putaran engkol dan roda, tidak menyadari bahwa mereka akan mengarah para penciptaan kereta listrik, mesin cuci, kipas angin dan pengolah makanan.

Mesin molekuler kemungkinan besar bisa digunakan dalam pengembangan sesuatu seperti materi, sensor, dan sistem penyimpanan energi baru.

Penerjemah: Maryati
Editor: Heppy Ratna

Sumber: ANTARA News, Rabu, 5 Oktober 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 21:26 WIB

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Berita Terbaru

Artikel

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya

Kamis, 17 Jul 2025 - 21:26 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Kota di Bawah Masker

Kamis, 17 Jul 2025 - 20:53 WIB

fiksi

Cerpen: Simfoni Sel

Rabu, 16 Jul 2025 - 22:11 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB