Nobel Ekonomi untuk Peneliti Ekonomi Makro

- Editor

Selasa, 11 Oktober 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dua peneliti asal Amerika Serikat (AS), Thomas Sargent dan Christopher Sims,kemarin berhasil memenangkan penghargaan Nobel Ekonomi 2011.

Mereka berhak membawa pulang hadiah senilai 10 juta kronor Swedia (Rp13,2 miliar) karena telah membuka jalan untuk memahami dampak perubahan kebijakan, seperti naiknya harga minyak terhadap inflasi, atau pengangguran. Royal Swedish Academy of Sciences yang menganugerahkan penghargaan ini memaparkan, anugerah itu adalah pengakuan terhadap riset empiris keduanya terhadap sebab akibat ekonomi makro. Riset tersebut telah meletakkan fondasi terhadap analisis ekonomi makro modern.

“Salah satu tugas utama riset ekonomi makro adalah memahami bagaimana perubahan kebijakan yang mengejutkan dan sistematik memengaruhi variabel ekonomi makro dalam jangka pendek dan panjang,” tutur Royal Swedish Academy of Sciences, dikutip Reuters.“Kontribusi riset Sargent dan Sims telah menjadi sangat diperlukan dalam pemahaman itu.” Sargent meneliti ekonomi makro struktural, yang bisa digunakan untuk menganalisis perubahan permanen dalam kebijakan ekonomi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Metode ini bisa diberlakukan pada hubungan ekonomi makro ketika rumah tangga dan perusahaan mengubah pengharapan mereka, bersamaan dengan perkembangan ekonomi,” papar juri Nobel,dikutip AFP. Sargent, 68, yang merupakan dosen ekonomi dan bisnis di Universitas New York,mengembangkan model matematika pada risetnya. Dia menyebutkan model itu pada serangkaian artikel yang dia tulis pada 1970-an.

Sementara itu, metode Sims didasarkan pada vektor-kemunduran otomatis dan menunjukkan bagaimana perekonomian itu terpengaruh oleh perubahan sementara dalam kebijakan ekonomi dan faktor lain, seperti kenaikan suku bunga bank. Sims, dosen ekonomi dan perbankan di Princeton, menulis sebuah artikel pada 1980- an yang memperkenalkan cara baru menganalisis data dengan menggunakan sebuah model yang disebut sebagai vektorkemunduran otomatis.

Hadiah Nobel Ekonomi ini menutup rangkaian penganugerahan Nobel pada tahun ini dan merupakan satu-satunya dari enam hadiah Nobel yang aslinya tidak dimasukkan dalam wasiat pencipta hadiah, industrialis Swedia Alfred Nobel,pada 1985. Hadiah Nobel Ekonomi diciptakan bank sentral Swedia, Riskbank, pada 1968 untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-300 dan pertama kali dianugerahkan pada 1969.Hadiah 10 juta kronor Swedia untuk pemenangnya juga diberikan Riskbank, bukan Nobel Foundation seperti lima Nobel lainnya. ?alvin

Sumber: Koran Sindo, 11 Oktober 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB