Navigasi Udara; ADS-B Dalam Negeri Jelang Sertifikasi

- Editor

Selasa, 7 Juni 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bersama industri mitra menanti proses sertifikasi untuk bisa memproduksi secara komersial alat navigasi pemandu pesawat terbang, Automatic Dependent Surveillance-Broadcast atau ADS-B. Jika lolos, inovasi BPPT itu tonggak kemandirian teknologi navigasi udara.

“Kami yakin tahun ini sertifikasi. Akhir tahun atau awal tahun depan mulai produksi komersial,” kata Direktur Pusat Teknologi Elektronika BPPT Yudi Purwantoro, saat dihubungi, Minggu (5/6). Kementerian Perhubungan mendukung agar ADS-B yang digarap BPPT bersama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) bisa tersertifikasi.

ADS-B adalah sistem pemantauan berbasis pemosisian global guna menentukan lokasi, kecepatan terbang, dan data lain pesawat. Itu bukan radar, tapi sama seperti radar, membantu mengatur perjalanan pesawat secara visual grafis melalui pemantauan pada monitor. ADS-B terdiri dari alat penerima sinyal ADS-B di stasiun darat dan alat pemancar/transmiter di pesawat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Yudi, sistem ADS-B BPPT-PT INTI hasil inovasi teknologi BPPT, yang mengembangkan ADS-B sejak 2007. Saat ini, pemancar ADS-B yang dipasang di pesawat dikembangkan BPPT dengan PT Len Industri.

Wamena-Sentani
Menunggu terbitnya regulasi sertifikasi penerima ADS-B, BPPT menyiapkan pemasangan 6 stasiun darat ADS-B guna proses sertifikasi. Stasiun darat ADS- B memantau penerbangan rute Bandara Wamena-Bandara Sentani di Papua dan tidak dipasang di bandara, tetapi di tempat-tempat tinggi sepanjang jalur penerbangan itu.

Papua dipilih karena BPPT ingin ADS-B dimanfaatkan memantau penerbangan di bawah 29.000 kaki hingga pendaratan. Selama ini, ADS-B memantau penerbangan di atas 29.000 kaki. Di bawah 29.000 kaki hingga pendaratan menggunakan radar.

Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material Hammam Riza mengatakan, pembangunan infrastruktur transportasi udara bagian dari pembangunan ekonomi. Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan jaminan keselamatan transportasi udara. (JOG)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Juni 2016, di halaman 14 dengan judul “ADS-B Dalam Negeri Jelang Sertifikasi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB