NASA: Dampak El Nino Sekuat 1998

- Editor

Kamis, 7 Januari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengingatkan dampak El Nino tahun ini akan sama seperti 1998, El Nino terkuat yang pernah tercatat. Fenomena cuaca yang dipicu menghangatnya suhu laut di bagian tengah Samudra Pasifik itu berdampak besar terhadap cuaca di sejumlah benua, mulai kekeringan panjang dan berkurangnya intensitas hujan di satu belahan Bumi hingga banjir besar dan hangatnya puncak musim dingin di bagian Bumi lainnya.

El Nino terjadi tiap 2-7 tahun sekali dan puncaknya di akhir atau awal tahun seperti saat ini. Namun, dampak El Nino masih terasa hingga beberapa bulan ke depan. El Nino menyebabkan kemarau panjang dan memicu rendahnya intensitas hujan di Indonesia. Di Paraguay, Argentina, Uruguay, dan AS terjadi banjir besar. “El Nino dan aktivitas manusia memicu perubahan iklim dan keduanya saling memodifikasi,” kata Sekretaris Jenderal WMO Michel Jarraud, seperti dikutip BBC, Rabu (30/12). (BBC/MZW)
——————–
Makan Larut Malam Turunkan Fungsi Otak

Makan pada jam tidur tak hanya memengaruhi kesehatan metabolisme, tetapi juga mengakibatkan penurunan fungsi otak untuk belajar dan mengingat yang dikontrol bagian otak hipokampus. Itu hasil riset sejumlah peneliti dari University of California, Los Angeles, yang diterbitkan jurnal eLife, seperti ditulis Sciencedaily, Rabu (23/12). Kesimpulan belum dikonfirmasi pada manusia, masih pada tikus. Namun, peneliti mengingatkan, para pekerja dengan sistem giliran (shift) menunjukkan performa kurang memadai dalam tes kognitif. Peneliti menguji kemampuan mengenali obyek baru pada tikus yang diberi makan teratur pada jam tidur. Hasilnya, kemampuan tikus-tikus mengenali obyek baru berkurang signifikan dibandingkan tikus yang diberi makan pada waktu normal. “Untuk pertama kali kami menunjukkan, mengubah waktu pemberian makan dapat mengubah jam molekular di hipokampus dan memengaruhi kemampuan kognitif tikus,” kata salah satu peneliti, Christopher Colwell, dari Department of Psychiatry and Biobehavioral Sciences UCLA. (SCIENCEDAILY/JOG)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Januari 2016, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB