Mobil Tenaga Surya; ITS Mewakili Indonesia di Australia

- Editor

Jumat, 14 Agustus 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menyiapkan mobil listrik tenaga surya untuk dilombakan di World Solar Challenge 2015 di Australia, Oktober. Mereka satu-satunya wakil Indonesia dalam perlombaan mobil surya tingkat internasional itu.

Dalam lomba itu, setiap peserta menempuh rute 3.000 kilometer (km) dari Darwin menuju Adelaide, Australia, maksimal enam hari. Lomba berlangsung sembilan jam per hari, pukul 08.00-17.00 waktu setempat. Pemenang lomba adalah mobil yang mampu memanfaatkan tenaga surya dengan efisien dan tercepat menyelesaikan lomba.

Sebanyak 18 mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya didampingi dua dosen pembimbing merancang mobil yang dinamai Widya Wahana V. Mobil ini adalah generasi kelima mobil listrik yang dikembangkan ITS sejak tahun 1989.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mobil itu dijadwalkan diluncurkan di halaman kantor Rektorat ITS Surabaya, Rabu (12/8) siang. Peluncuran itu batal karena mobil mengalami kerusakan. Tamu undangan pun gagal melihat wujud mobil tersebut.

widya wahana vManajer Tim Mobil Balap Tenaga Surya ITS Aufar Nugraha mengatakan, ada kerusakan di bagian rangka yang butuh waktu perbaikan minimal 24 jam. Perbaikan perlu teliti karena menggunakan serat karbon.

Sebelum lomba ke Australia, kata Aufar, mobil akan diuji coba dalam Tour de Java Bali, 17-21 Agustus 2015. Mobil itu akan dikendarai dari Jakarta ke Denpasar, jarak tempuh 1.200 km. Dalam uji coba, sekaligus untuk memperingati hari kemerdekaan RI nanti, Aufar ingin mobil itu murni menggunakan tenaga surya di sepanjang perjalanan.

Mobil Widya Wahana V itu menggunakan baterai berkapasitas 15 KWh. Listrik diolah dari tenaga surya yang ditangkap melalui panel dan disimpan dalam baterai yang bisa diisi ulang dengan listrik dari PLN.

Dalam kondisi baterai penuh, mobil dapat melaju sejauh 700 km dengan kecepatan maksimal 150 km per jam. Mobil itu memiliki motor listrik berkekuatan 12 x 2 kW. Dengan spesifikasi mesin seperti itu, Tim Mobil Balap Tenaga Surya ITS menargetkan jadi juara.

Pesaing ITS adalah universitas ternama di dunia: Tokai University, Stanford University (AS), dan Cambridge University (Inggris). Tantangan lain adalah perbedaan suhu tinggi.

Tahun 2013, ITS mengikuti lomba serupa. Namun, mereka hanya dapat menempuh hingga 748 km dari total rute 3.000 km. Kekalahan itu menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan mobil.

Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS Bambang Pramujati mengatakan, perlombaan di Australia itu juga untuk pembuktian kemampuan mahasiswa Indonesia membuat kendaraan alternatif ramah lingkungan. (DEN)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Agustus 2015, di halaman 13 dengan judul “ITS Mewakili Indonesia di Australia”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 21 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB