Menjadi Astronom Amatir, Kenapa Tidak?

- Editor

Senin, 20 Maret 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Astronomi sering membuat kening kita berkerut dan menerbitkan pertanyaan; ilmu apa itu?

Ketika disebut astronomi sebagai ilmu tentang matahari, bulan, bintang, dan planet (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua, Balai Pustaka, 1994), lantas saja yang terbayang adalah observatorium, perlengkapan yang canggih dan hitung-hitungan yang rumit. Padahal, menurut Djuhana Widjajakusumah, seorang penikmat keindahan langit, astronomi adalah satu dari sedikit ilmu yang bisa diamatirkan.

Sebagai seorang yang mempunyai hobi mengamati keindahan langit danmenelusuri misteri yang kerkandung di dalamnya, ada keprihatinan dalam diri Djuhana mengenai kurangnya minat dan apresiasi masyarakat terhadap sains, khususnya astronomi. Kalaupun ada yang berminat, terbentur masalah tidak tersedianya alat, minimnya pengetahuan dasar mengenai astronomi, dsb. Untuk itulah pada 21 April 1984 atas prakarsa Dra. Karlina Leksono, MSc. M.Hum, Drs. Darsa Soekartadiredja (Pimpinan Pengelola dan Observatorium Jakarta) dan Djuhana Widajakusumah, dibentuk Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Syarat menjadi anggota HAAJ mudah saja, asal punya minat dan mata yang sehat (boleh pakai kacamata]. Peminat tidak harus punya alat atau “tahu astronomi” terlebih dahulu, karena tujuan HAAJ adalah menjembatani keterbatasan alat dan pengetahuan yang selama ini menghambat astronom amatir dalam melakukan pengamatan benda langit. HAAJ akan membekali anggotanya mulai dari pengetahuan dasar astnonomi, ilmu falak, tata koordinat, teknik observasi, sampai teknik astrofotografi. HAAJ juga menyediakan sarana penunjang kegiatam seperti teleskop, lensa binokuler (kekeran). Sampai saat ini terdapat 2 teleskop, dan 11 binokuler yang dimiiiki HAAJ dan anggotanya. Selain itu, HAAJ menyediakan pula informasi tentang keberadaan planet-planet di tata surya yang bisa diamati tiap tahunnya, juga peta Iangit dan bintang.

Secara rutin anggota HAAJ melakukan pertemuan setiap 2 minggu sekali (minggu 1 dan 3) di Planetarium Jakarta. Kegiatan yang dimulai pukul 18.00 in biasanya diawali dengan pembagian makalah mengenai hal-hal baru yang ditemukan dalam astronomi, atau bacaan lain yang bersumber dari media astronomi. Lalu, kalau keadaan langit memungkinkan, dilakukan observasi bersama. Di samping itu ada diselenggarakan pula Star Party (kemah bintang) tahunan yang diadakan di luar Jakarta. Di acara ini semalam suntuk para anggota HAAJ bisa mengamati keindahan langit. Biasanya Kemah Bintang diadakan di Pasir Angin, Gadog, Cisarua. Alasan mengadakan acara ini di iuar Jakarta, karena ternyata Jakarta adalah tempat yang buruk untuk mengamati langit.Terlalu banyak polusi cahaya perkotaan yang mengganggu, yang berasal dari terlalu banyaknya cahaya dari lampu jalan dan gedung-gedung.

Banyak sekali rahasia alam yang bisa diamati lewat astronomi. Banyak pertanyaan yang timbul dari telaahan ilmu Ini. Salah satu pertanyaan terbesar adalah apakah ada kehidupan lain selain di bumi yang kita tempati ini.

Selama ini, kita mencoba untuk mencari jawaban dari pertanyaan bagaimana manusia dapat terus hidup setelah sumber daya alamnya dibumi Ini. Apakah kita dapat mengambil sumber daya alam dari planet lain, atau justru memindahkan penghuni bumi ke planet lain? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini bisa direka secara ilmiah melalui astronomi. Bahkan kita bisa belajar mencintai dan menjaga lingkungan kita dengan mempelaiari kerusakan ilmiah yang terjadi pada planet lain, sehingga kerusakan yang sama tidak terjadi pada bumi tercinta ini.

Untuk yang berminat menjadi astronom amatir dapat bergabung dalam HAAJ, di Planetarium & Obsevatorium Jakarta, Jl. Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat.Telp.(021) 337530 atau langsung menghubungi pengurus (021) 7340728.

Sumber: Majalah AIKON, tanpa tanggal dan tahun

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 23 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:41 WIB

Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial

Berita Terbaru

Profil Ilmuwan

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Selasa, 29 Apr 2025 - 12:44 WIB

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB