Mahasiswa ITS Rancang Keran Hemat Air Wudu

- Editor

Sabtu, 12 Mei 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MAHASISWA Jurusan Teknik Elektro ITS Surya Mahendra bersama dua rekannya merancang keran hemat air, terutama untuk keran air wudu.

’’Kalau dipakai, keran air wudu bisa menghemat 1,5 liter air. Biasanya, setiap orang membutuhkan empat liter air wudu, tapi dengan keran itu, hanya 2,5 liter,’’ katanya di Surabaya, baru-baru ini. Ia menjelaskan, penghematan itu dapat dilakukan dengan menggunakan sensor dan alat otomatis yang disebut solenoid valve.

’’Keran hemat air itu memang memakai baterai berdaya enam watt, tapi dalam kondisi tidak dipakai memakai 0,1 watt. Untuk pengganti baterai bisa menggunakan sel surya,” kata mahasiswa semester 6 itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut dia, sel surya mampu menyerap energi 100 watt saat matahari bersinar terang dan bisa disimpan untuk kebutuhan malam hari. ’’Saya merancang alat yang dapat dibuat dalam waktu satu jam itu karena sering menyaksikan keran wudu di masjid yang tidak dimatikan,’’ katanya.

Dipuji Dahlan

Dosen pembimbing, Suwito, mengatakan keran hemat air itu dipuji Menteri BUMN Dahlan Iskan saat berkunjung ke ITS belum lama ini. ’’Pak Dahlan Iskan memuji, karena ajaran agama bahwa boros itu temannya setan, seringkali sulit dipraktikkan. Ajaran agama untuk tidak boros itu akan terlaksana dengan keran hemat air. Jadi, teman-teman ITS bisa berdakwah lebih efektif,’’ katanya.

Alat itu juga sempat dipamerkan dalam Expo ITS dan lokakarya “Selamatkan Air Sekarang” beberapa waktu lalu. ’’Insya Allah, kami akan mencoba untuk merealisasikan alat itu pada Masjid Manarul Ilmi ITS,’’ katanya.

Lain halnya dengan alat rancangan mahasiswa Jurusan Elektro lainnya, yakni Maulana Djatikusuma. ’’Saya merancang alat deteksi kedalaman air banjir di kawasan tertentu,’’ katanya.

Dengan alat itu, kata mahasiswa semester 6 tersebut, kedalaman air banjir di wilayah tertentu dapat dihubungkan dengan traffic light untuk menampilkan kedalaman air banjir.

’’Kalau ketinggian air banjir melebihi ukuran ban mobil, maka seorang pengendara dapat membelokkan mobilnya untuk menghindarinya, sekaligus tidak menyebabkan mobilnya mogok yang akhirnya menimbulkan kemacetan panjang,’’ katanya.

Hingga saat ini, alat yang dirancangnya itu masih memiliki radius deteksi 200 meter hingga satu kilometer. ’’Jadi, alat itu mirip early warning system yang mendeteksi cekungan kedalaman air,’’ katanya.  (ant-24)

Sumber: Suara Merdeka, 7 Mei 2012

——————

Mahasiswa ITS Rancang Kran Hemat Air Wudhu

02 Mei 2012 09:33:27| Penulis : Edy M Yakub

Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS Surya Mahendra bersama dua rekannya merancang kran hemat air, terutama untuk kran air wudhu.

“Kalau dipakai kran air wudhu bisa menghemat 1,5 liter air. Biasanya, setiap orang membutuhkan empat liter air wudhu, tapi dengan kran itu hanya 2,5 liter,” katanya di Surabaya, Rabu.

Didampingi dosen pembimbing Suwito, ia menjelaskan, penghematan itu dapat dilakukan dengan menggunakan sensor dan alat otomatis yang disebut “solenoid valve”.

“Kran hemat air itu memang memakai baterai berdaya enam watt, tapi dalam kondisi tidak dipakai memakai 0,1 watt. Untuk pengganti baterai bisa menggunakan sel surya,” kata mahasiswa semester 6 itu.

Menurut dia, sel surya mampu menyerap energi 100 watt saat matahari bersinar terang dan bisa disimpan untuk kebutuhan malam hari.

“Yang jelas, saat merancang alat yang dapat dibuat dalam waktu satu jam itu karena saya sering menyaksikan kran wudhu di masjid yang tidak dimatikan,” katanya.

Suwito mengatakan, kran hemat air itu sempat dipuji Menteri BUMN Dahlan Iskan saat berkunjung ke ITS pada 1 April 2012.

“Pak Dahlan Iskan memuji karena ajaran agama bahwa boros itu temannya setan seringkali sulit dipraktikkan, tapi ajaran agama untuk tidak boros itu akan terlaksana dengan kran hemat air. Jadi, teman-teman ITS bisa berdakwah lebih efektif,” katanya.

Alat itu juga sempat dipamerkan dalam Expo ITS dan loka karya “Selamatkan Air Sekarang” beberapa waktu lalu.

“Insya Allah, kami akan mencoba untuk merealisasikan alat itu pada Masjid Manarul Ilmi ITS untuk menyemarakkan Hardiknas,” katanya.

Lain halnya dengan alat rancangan mahasiswa Jurusan Elektro lainnya yakni Maulana Djatikusuma.

“Saya merancang alat deteksi kedalaman air banjir di kawasan tertentu,” katanya.

Dengan alat itu, kata mahasiswa semester 6 tersebut, kedalaman air banjir di wilayah tertentu dapat dihubungkan dengan “traffic light” untuk menampilkan kedalaman air banjir pascalampu merah itu.

“Kalau ketinggian air banjir melebihi ukuran ban mobil, maka seorang pengendara dapat membelokkan mobilnya untuk menghindarinya, sekaligus tidak menyebabkan mobilnya mogok yang akhirnya menimbulkan kemacetan panjang,” katanya.

Hingga saat ini, alat yang dirancangnya itu masih memiliki radius deteksi 200 meter hingga satu kilometer.

“Jadi, alat itu mirip ‘early warning system’ yang mendeteksi cekungan kedalaman air,” katanya. (*)

Sumber: Antara, 2 Mei 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB