LIPI Membuat Replika Hutan

- Editor

Rabu, 13 April 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia membuat replika hutan, terutama yang habis dibabat, yang diawali dengan pembuatan replika hutan dataran rendah Jawa Barat. Replika hutan itu diwujudkan di areal seluas lima hektar di kawasan Cibinong Science Center LIPI di Cibinong, Jawa Barat.

”Hutan dataran rendah paling cepat habis, seperti di Jawa Barat, hanya tersisa di Ujung Kulon,” kata ahli ekologi tumbuhan LIPI, Mustaid Siregar, Selasa (12/4) di Bogor, Jawa Barat. Saat ini Mustaid juga menjabat Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor.

Menurut dia, replika hutan menjadi benteng terakhir untuk mempertahankan beragam jenis tanaman hutan. Replika hutan tersebut idealnya mengoleksi selengkap mungkin jenis tanaman yang ada di hutan aslinya. Pembibitan tanaman juga dipersiapkan agar sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk pemulihan hutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seperti di hutan dataran rendah Ujung Kulon, saat ini masih terdapat berbagai vegetasi asli di hutan mangrove, hutan pantai, vegetasi rawa, vegetasi hutan hujan dataran rendah, dan vegetasi hutan hujan pegunungan dengan ketinggian sampai sekitar 50 meter di atas permukaan laut.

Beberapa vegetasi hutan mangrove, antara lain pohon api-api (Avicenia), bakau (Rhizophora sp), pidada (Bruguiera), dan Sonneratia.

Hutan rawa musiman masih terdapat di wilayah utara Semenanjung Ujung Kulon, yaitu di daerah Nyawaan, Nyiur, Jamang, dan sekitar Sungai Cihandeuleum. Vegetasi yang tumbuh adalah jenis Typha angustifolia dan Cyperus spp.

Ada pula formasi Perscaprae yang tumbuh di atas pasir di sepanjang tepi pantai dengan jenis tanaman daun katang-katang (Ipomea percaprae), jukut tiara (Spinifex littoralis), dan jenis Canavalia maritima. Selain itu, juga ada tumbuhan jenis nyamplung (callophylum inophyllum) dan ketapang (Terminalia catappa).

Tegakan berbagai jenis palma juga masih tumbuh, antara lain nibung (Oncosperma tigilarium), aren (Arenga pinnata), dan sayar (Corypha mistis).

Antihama

Banyak lagi jenis tanaman dari hutan dataran rendah Jawa Barat yang harus dikonservasi. Sementara ini, koleksi tanaman hutan dataran sedang Jawa Barat ada di Kebun Raya Bogor.

Kebun Raya Cibodas mengambil peran konservasi jenis-jenis tanaman hutan dataran tinggi Jawa Barat.

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Kebun Raya Cibodas Didik Widyatmoko, pengoleksian tanaman hutan dengan keanekaragamannya memiliki banyak manfaat, antara lain menjadikan kawasan itu antihama.

”Kondisi hutan di wilayah tropis sebaiknya heterogen supaya tidak menjadi rentan terkena serangan hama,” kata Didik.

Akhir-akhir ini terjadi ledakan populasi ulat bulu famili Lymantriidae di berbagai daerah di Jawa. Hama itu menyerang jenis tanaman yang sama. (NAW)

Sumber: Kompas, 13 April 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB