LIPI Berikan Anugerah kepada Dua Ilmuwan

- Editor

Selasa, 23 Agustus 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kemarin memberikan anugerah Sarwono Prawirohardjo kepada mantan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Haryono Suyono dan ahli biologi kelautan Mohamad Kassim Moosa.

Keduanya dipilih oleh Komisi Penilai. “Pemilihan ini diberikan kepada sosok yang memberikan sumbangan terhadap khazanah ilmu pengetahuan Indonesia,” ujar Kepala LIPI Lukman Hakim. Sarwono adalah Kepala LIPI yang pertama.

Haryono dinilai berjasa dalam bidang pengendalian masalah kependudukan dan pengentasan warga dari kemiskinan. Masa keemasan Haryono dalam bidang kependudukan dimulai saat menjabat kepala badan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Doktor sosiologi kependudukan lulusan Amerika Serikat ini menerapkan keahliannya dalam meredam laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Program Keluarga Berencana dengan semboyan “dua anak cukup” digabungkan dengan program posyandu membuat program pengendalian populasi Indonesia jadi lebih membumi.

“Beliau dikenal sebagai Bapak Keluarga Berencana Indonesia dengan pemikiran yang jenius dan pendekatan yang membumi pada 1980-an,” ujar Lukman.

Upaya ini dilanjutkan ketika Haryono menjabat Menteri Negara Kependudukan era pemerintahan Soeharto hingga menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada masa pemerintahan B.J. Habibie.

Peneliti senior LIPI, Mohamad Kassim Moosa, mendapat penghargaan atas jasa penelitian di bidang biologi kelautan.

Profesor biologi ini sanggup mengimplementasikan kebijakan serta strategi pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang.

Kassim juga menyumbangkan penemuan ilmiah tentang taksa baru, berupa 3 family, 11 genera, dan 45 spesies dari kepiting dan stomatopoda. Penemuan paling monumental berupa spesies ikan purba Latimerida menadoensis dari Sulawesi Utara dan informasi keberadaan ikan purba di Biak, Papua.

Capaian peraih gelar doktor dari Pierre and Marie Curie University ini dinilai sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang dikelilingi lautan.ANTON WILLIAM

JAKARTA — Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kemarin memberikan anugerah Sarwono Prawirohardjo kepada mantan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Haryono Suyono dan ahli biologi kelautan Mohamad Kassim Moosa.

Keduanya dipilih oleh Komisi Penilai. “Pemilihan ini diberikan kepada sosok yang memberikan sumbangan terhadap khazanah ilmu pengetahuan Indonesia,” ujar Kepala LIPI Lukman Hakim. Sarwono adalah Kepala LIPI yang pertama.

Haryono dinilai berjasa dalam bidang pengendalian masalah kependudukan dan pengentasan warga dari kemiskinan. Masa keemasan Haryono dalam bidang kependudukan dimulai saat menjabat kepala badan tersebut.

Doktor sosiologi kependudukan lulusan Amerika Serikat ini menerapkan keahliannya dalam meredam laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Program Keluarga Berencana dengan semboyan “dua anak cukup” digabungkan dengan program posyandu membuat program pengendalian populasi Indonesia jadi lebih membumi.

“Beliau dikenal sebagai Bapak Keluarga Berencana Indonesia dengan pemikiran yang jenius dan pendekatan yang membumi pada 1980-an,” ujar Lukman.

Upaya ini dilanjutkan ketika Haryono menjabat Menteri Negara Kependudukan era pemerintahan Soeharto hingga menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada masa pemerintahan B.J. Habibie.

Peneliti senior LIPI, Mohamad Kassim Moosa, mendapat penghargaan atas jasa penelitian di bidang biologi kelautan.

Profesor biologi ini sanggup mengimplementasikan kebijakan serta strategi pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang.

Kassim juga menyumbangkan penemuan ilmiah tentang taksa baru, berupa 3 family, 11 genera, dan 45 spesies dari kepiting dan stomatopoda. Penemuan paling monumental berupa spesies ikan purba Latimerida menadoensis dari Sulawesi Utara dan informasi keberadaan ikan purba di Biak, Papua.

Capaian peraih gelar doktor dari Pierre and Marie Curie University ini dinilai sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang dikelilingi lautan.ANTON WILLIAM

JAKARTA — Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kemarin memberikan anugerah Sarwono Prawirohardjo kepada mantan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Haryono Suyono dan ahli biologi kelautan Mohamad Kassim Moosa.

Keduanya dipilih oleh Komisi Penilai. “Pemilihan ini diberikan kepada sosok yang memberikan sumbangan terhadap khazanah ilmu pengetahuan Indonesia,” ujar Kepala LIPI Lukman Hakim. Sarwono adalah Kepala LIPI yang pertama.

Haryono dinilai berjasa dalam bidang pengendalian masalah kependudukan dan pengentasan warga dari kemiskinan. Masa keemasan Haryono dalam bidang kependudukan dimulai saat menjabat kepala badan tersebut.

Doktor sosiologi kependudukan lulusan Amerika Serikat ini menerapkan keahliannya dalam meredam laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Program Keluarga Berencana dengan semboyan “dua anak cukup” digabungkan dengan program posyandu membuat program pengendalian populasi Indonesia jadi lebih membumi.

“Beliau dikenal sebagai Bapak Keluarga Berencana Indonesia dengan pemikiran yang jenius dan pendekatan yang membumi pada 1980-an,” ujar Lukman.

Upaya ini dilanjutkan ketika Haryono menjabat Menteri Negara Kependudukan era pemerintahan Soeharto hingga menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada masa pemerintahan B.J. Habibie.

Peneliti senior LIPI, Mohamad Kassim Moosa, mendapat penghargaan atas jasa penelitian di bidang biologi kelautan.

Profesor biologi ini sanggup mengimplementasikan kebijakan serta strategi pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang.

Kassim juga menyumbangkan penemuan ilmiah tentang taksa baru, berupa 3 family, 11 genera, dan 45 spesies dari kepiting dan stomatopoda. Penemuan paling monumental berupa spesies ikan purba Latimerida menadoensis dari Sulawesi Utara dan informasi keberadaan ikan purba di Biak, Papua.

Capaian peraih gelar doktor dari Pierre and Marie Curie University ini dinilai sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang dikelilingi lautan.ANTON WILLIAM

Sumber: Koran Tempo, 23 Agustus 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB