Limbah Cangkang Udang Diolah menjadi Pembersih Jamban

- Editor

Jumat, 8 Juni 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Limbah cangkang udang selama ini kurang termanfaatkan. Bahkan, limbah tersebut umumnya dibuang begitu saja karena dianggap tidak memiliki manfaat apa pun dan tidak bernilai ekonomi.

Namun, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta justru berhasil mengolah limbah tersebut untuk mengurangi penyebaran bakteri di jamban atau kloset duduk.

Produk closet sanitizer ini dikembangkan lima mahasiswa UGM. Mereka adalah Andita Palupi (Jurusan Perikanan 2015), Muthia Restiningsih (Perikanan 2016), Nafis Endiana Ramadhanti (Perikanan 2016), Nuzulia Izmi (Perikanan 2016), dan Sigit Fitriyanto (Kimia 2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kebersihan jamban
Andita menjelaskan, pengembangan produk ini berawal dari keprihatinan terhadap kebersihan kloset duduk di tempat publik yang kurang dijaga kebersihannya dan bisa membahayakan kesehatan penggunanya seperti infeksi kulit. Untuk itu, ia dan keempat rekannya mencoba mencari solusi untuk mengatasi persoalan itu.

HUMAS UGM/FIRSTO ADI PRASETYA–Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menunjukkan hasil temuan mereka, pembersih jamban, yang berasal dari limbah cangkang udang, Kamis (7/6/2018), di Yogyakarta.

“Kami pun mulai melakukan riset dan menemukan limbah kulit udang ternyata memiliki kandungan anti bakteri,” ujarnya, dalam keterangan pers, Kamis (7/6/2016), di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pasokan melimpah
Mengapa memilih limbah cangkang udang? Andita menjelaskan bahwa selain keberadaannya yang cukup melimpah, cangkang udang ini belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Bahkan, limbah cangkang udang kebanyakan hanya dibiarkan dan berakhir di tempat sampah. “Padahal di dalam limbah cangkang udang ini mengandung kitosan yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri,” ujarnya.

Tim mahasiswa itu lalu merancang proses pembuatan closet sanitizer berbahan limbah cangkang udang. Kitosan cangkang udang diolah menjadi pembersih dengan penambahan sejumlah senyawa lain dicampur dan diaduk selama 2 jam. Selanjutnya, tim itu menambahkan aroma dan menyaring limbah itu untuk memperoleh cairan pembersih bening tanpa endapan.

“Produk ini telah melalui uji laboratorium dan hasilnya efektif membunuh bakteri E coli dan Salmonella. Dengan tisu ini bisa membunuh hingga 80-90 persen bakteri tanpa penggunaan alkohol,” kata Andita.

HUMAS UGM/FIRSTO ADI PRASETYA–Produk pembersih jamban dari limbah cangkang udang

Saat ini produk tersebut ditawarkan dalam kemasan tisu basah dengan 4 varian aroma yakni lemon, lavender, apel, dan pine. Masyarakat dapat memperoleh produk ini seharga Rp 5.000 untuk 1 packs berisi 5 tisu basah. “Saat ini kita pasarkan lewat online dan dapat dipesan lewat media sosial,” ucap Muthia.

Inovasi yang dikembangkan para mahasiswa ini berhasil mendapat dana hibah riset dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) Dikti. Inovasi itu meningkatkan nilai ekonomi limbah cangkang udang dan membantu mencegah berbagai penyakit dengan membasmi bakteri di dudukan jamban.

Muthia menambahkan, produk inovasi itu cocok digunakan untuk segala jenis usia dan bersifat tahan lama hingga 6 bulan. Penggunannya juga tergolong mudah hanya dengan mengelap dudukan loset dengan produk ini sebelum memakainya.

“Produk ini menjadi inovasi baru selain produk sanitizer semprotan yang telah beredar di pasaran,” pungkasnya.–EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 8 Juni 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB