Likuefaksi Ancam Kota Besar Indonesia

- Editor

Kamis, 10 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Telah terbit atlas yang memetakan zona likuefaksi. Hampir semua kota besar di Indonesia terancam dengan kerentanan sedang hingga tinggi.

Fenomena likuefaksi yang dipicu gempa mengancam kota-kota besar di Indonesia dengan kerentanan sedang hingga tinggi. Peta kerentanan likuefaksi diharapkan menjadi acuan untuk penataan ruang berbasis mitigasi.

Tingkat kerawanan likuefaksi terangkum dalam “Atlas Zona Kerentanan Likuefaksi Indonesia” yang diterbitkan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Atlas itu diluncurkan di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (9/10/2019). Hadir dalam peluncuran itu Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar, Direktur Penataan Kawasan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sufrijadi, Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Velix Wanggai, dan Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Likuefaksi adalah peluluhan massa tanah akibat guncangan gempa yang menyebabkan tanah kehilangan kekuatan dan menjadi ci Umumnya, likuefaksi terjadi pada daerah rawan gempa dengan jenis tanah pasir halus dan air tanah yang dangkal.

Atlas diterbitkan dalam skala 1:100.000. Ini atlas lengkap pertama yang dihasilkan Badan Geologi terkait kerentanan likuefaksi. Likuefaksi menghancurkan permukiman di Palu dan Kabupaten Sigi pada gempa 28 September 2018.

Hanya lima dari 34 provinsi di Indonesia yang tak punya zona kerentanan likuefaksi, yaitu Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Calon ibu kota baru di Kalimantan Timur aman. Hanya ada kerentanan sedang di pesisir Kutai Timur yang berjarak cukup jauh.

Kategori kerentanan likuefaksi dari rendah (warna hijau), sedang (kuning), hingga tinggi (merah). Di zona kerentanan tinggi, likuefaksi bisa terjadi merata dan struktur tanah umumnya rusak parah. Empat jenis likuefaksi bisa terjadi, mulai likuefaksi lateral (horizontal), penurunan tanah, semburan pasir, hingga likuefaksi aliran. Likuefaksi yang biasa terjadi di Indonesia adalah lateral, penurunan tanah, dan semburan pasir. Jenis likuefal iran dengan kerusakan masif baru terjadi pada gempa di Kota Palu, yakni di Petobo dan Balaroa.

Merata
Selain lima provinsi itu, kerentanan likuefaksi menyebar di semua kota besar. Untuk Jakarta, hampir seluruh wilayah Jakarta Utara, sebagian Jakarta Barat dan Jakarta Pusat berwarna kuning. Di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, daerah-daerah pantai utara, termasuk Semarang, mayoritas kerentanannya sedang. Kerentanan Cilacap dan pesisir Kabupaten Kebumen cukup tinggi.

Demikian pula pesisir Kulon Progo dan Bantul di DI Yogyakarta. Sementara kerentanan Kota Yogyakarta sedang.

Di Jawa Timur, kerentanan Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Jombang, Gresik, dan Lamongan termasuk sedang. Tiga kabupaten yang memiliki zona rawan likuefaksi tinggi adalah Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Lumajang.

Kota Gorontalo di Sulawesi rentan likuefaksi sedang. Demikian juga sepanjang pesisir Kabupaten Mamuju Utara hingga sebelum Mamuju, ibu kota Provinsi Sulawesi Barat. Kota Palu, hampir seluruhnya merah.

Menurut Rudy, daerah rentan likuefaksi umumnya muda secara geologis.

Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas Supriyadi menyatakan, atlas bisa menjadi referensi perencanaan tata ruang. Pemerintah berkomitmen mengakomodasi mitigasi bencana, termasuk kerentanan likuefaksi. (VDL)

Sumber: Kompas, 10 Oktober 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB