Kurikulum Pendidikan Tinggi Tak Diubah

- Editor

Kamis, 25 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah tidak akan mengubah kurikulum untuk jenjang pendidikan tinggi selama pembelajaran daring tahun akademik 2020/2021. Esensi pembelajaran diarahkan sesuai kondisi lingkungan di sekitar mahasiswa.

Pembelajaran di perguruan tinggi pada tahun akademik 2020/2021 di semua zona Covid-19 wajib dilaksanakan secara daring untuk mata kuliah teori. Mata kuliah praktik juga sedapat mungkin tetap dilakukan secara daring. Sejalan dengan kondisi itu, pemerintah tidak akan mengubah kurikulum pendidikan tinggi.

Hal itu ditegaskan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Nizam dalam sesi bincang sore virtual dengan media, Rabu (24/6/2020) di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, konsep kurikulum pendidikan tinggi mengutamakan kesetaraan capaian pembelajaran atau mutu. Capaian ini terdiri dari sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan keilmuan, kewenangan dan tanggung jawabnya. Perumusan capaian pembelajaran minimal tercantum pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dan hasil kesepakatan prodi sejenis.

“Kurikulumnya tidak berubah. Cara penyampaiannya saja yang berubah. Esensi kurikulum di pendidikan tinggi memang kompetensi,” ujar Nizam.

Dia menyampaikan, kompetensi bukan hanya diperoleh di dalam kelas. Mahasiswa diajak untuk mengasah kompetensinya melalui peristiwa kehidupan yang terjadi di sekitarnya.

Dia mencontohkan, di tengah masa pembatasan sosial, aktivitas transportasi dan ekonomi masyarakat harus tetap berjalan. Dalam situasi seperti ini, mahasiswa dituntut bisa memecahkan persoalan dengan pengetahuan atau keilmuan yang diperolehnya.

Dengan pembelajaran daring, ada berbagai peluang aktivitas belajar yang bisa dilakukan. Aneka webinar misalnya, bisa menjadi ajang berbagi dan belajar.

Semangat merdeka belajar juga bisa cepat diimplementasikan di tengah kondisi sekarang seperti yang dilakukan para mahasiswa relawan pencegahan dan penanganan Covid-19. Selain memperoleh pengalaman langsung yang bermanfaat di kehidupannya kelak, keikutsertaannya sebagai relawan bisa disamakan dengan mengikuti satuan kredit semester.

Ada pula mahasiswa insinyur (engineering) yang mengembangkan alat pelindung diri dan ventilator. Inovasi seperti ini harus dilihat sebagai prestasi positif meskipun terdapat keterbatasan belajar akibat pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud Wikan Sakarinto menyampaikan hal senada. Pendidikan tinggi vokasi di tahun akademik 2020/2021 akan kembali melanjutkan pembelajaran secara daring. Mata kuliah teori ditaruh di awal, lalu di akhir baru mata kuliah praktik.

Utamakan keselamatan
Untuk kuliah praktik, perusahaan-perusahaan yang masih bertahan di tengah pandemi tetap dapat berkoordinasi dengan kampus agar mahasiswa bisa magang di instansi mereka. Namun, perusahaan bersangkutan harus menerapkan protokol kesehatan dan sudah berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

“Kami tidak melarang, apalagi magang itu berkaitan dengan syarat kelulusan. Hal yang selalu kami tekankan adalah keselamatan dan kesehatan,” kata Wikan.

Ditjen Vokasi Kemdikbud menyiapkan 1.000 materi pembelajaran berbasis video multimedia. Materi tersebut diharapkan bisa membantu proses kuliah.

“Seandainya pandemi belum kunjung selesai dan mata kuliah praktik sudah saatnya harus diajarkan. Kampus mau tidak mau harus menyelenggarakan,” imbuhnya.

Oleh MEDIANA

Editor ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Sumber: Kompas, 25 Juni 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB