Kucing Tahu Nama Mereka, tetapi Suka Cuek jika Dipanggil

- Editor

Selasa, 9 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pencinta kucing kampung di ajang Cat's On Street di area hari Bebas Kendaraan Bermotor, Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (7/9). Mereka ingin menunjukkan bahwa kucing kampung bukan hama dan bisa tampil sama cantik dan gagah seperti ras kucing lainnya.

Kompas/Lasti Kurnia (LKS)
07-09-2014

Pencinta kucing kampung di ajang Cat's On Street di area hari Bebas Kendaraan Bermotor, Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (7/9). Mereka ingin menunjukkan bahwa kucing kampung bukan hama dan bisa tampil sama cantik dan gagah seperti ras kucing lainnya. Kompas/Lasti Kurnia (LKS) 07-09-2014

Bagi pemilik kucing, umumnya mereka memberi nama yang spesifik kepada kucing peliharaan mereka. Namun, sering kali ketika kucing itu dipanggil dengan namanya, dia terlihat cuek. Hal itu bukan karena kucing tersebut tidak mengenal namanya, melainkan kucing lebih memilih mengabaikan panggilan tersebut.

Berbeda dengan anjing, sang pemilik hanya perlu melakukan sedikit usaha untuk mendapat perhatian dari anjing peliharaannya. Sementara kucing memiliki karakter yang berbeda. Anjing dapat dilatih memahami banyak kata yang diucapkan manusia, sedangkan kucing sering kali hampir tak memedulikan keberadaan orang di sekitarnya, termasuk sang pemilik.

IRENE SARWINDANINGRUM–Kucing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kucing memang memiliki reputasi untuk hidup menyendiri. Berdasarkan studi sejumlah peneliti Jepang yang dipimpin Atsuko Saito dari Departemen Ilmu Kognitif dan Perilaku, Sekolah Pascasarjana Sains dan Seni, Universitas Tokyo, makin membuktikan hal itu.

Riset tentang bagaimana anjing memahami vokalisasi manusia cukup banyak dilakukan. Namun, penelitian tentang bagaimana kemampuan kucing menafsirkan suara manusia relatif sedikit dilakukan ilmuwan.

Untuk melihat bagaimana kucing membedakan nama mereka dengan kata lain yang diucapkan seseorang kepada mereka, peneliti melakukan uji terhadap 78 kucing. Kucing tersebut berasal dari jenis kucing domestik Felis catus yang tinggal di rumah dan kafe.

Studi itu didasari atas hipotesis bahwa kucing mengenali nama mereka yang berbeda dengan kata-kata lain. Atas dasar itu, mereka menggunakan empat kata berbeda yang terkait dengan penghargaan kepada kucing, seperti makanan, belaian, dan bermain.

”Empat kata itu disampaikan secara berseri sebagai rangsangan pembiasaan. Selanjutnya, peneliti menyampaikan nama kucing sebagai uji rangsangan,” kata Saito yang merupakan ahli psikologi evolusi, seperti dikutip sciencealert.com, Senin (8/4/2019).

KOMPAS/PINGKAN ELITA DUNDU–Kucing Bermain

Kucing-kucing responden itu akan dibiasakan dengan empat kata lain tersebut dan dibuat tidak terbiasa dengan namanya sendiri. Selama proses uji, peneliti memutar rekaman yang menyebut nama kucing. Namun, penyebutan nama kucing itu hanya dilakukan setelah pemutaran kata-kata atau nama kucing lain.

Respons balik kucing dari penyebutan kata-kata itu yang ditunggu peneliti. Respons itulah yang akan menunjukkan apakah kucing bisa membedakan namanya dengan kata-kata lain. Respons kucing saat mendengar kata-kata dan nama kucing lain atau namanya sendiri itu divideokan.

Selanjutnya, video itu dianalisis untuk mendeteksi perbedaan halus respons kucing, seperti gerakan telinga, gerakan kepala, suara kucing, gerakan ekor, hingga pergeseran geraknya.

Peneliti juga menguji apakah perbedaan orang yang menyebutkan kata-kata atau nama itu berpengaruh terhadap respons kucing. Karena itu, suara yang menyebutkan kata-kata dan nama kucing itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu peneliti yang tidak akrab dengan kucing responden dan sang pemilik kucing langsung.

Hasil studi menunjukkan, kucing memang bisa membedakan antara nama mereka atau kata-kata lain yang diputar dalam rekaman. Kemampuan membedakan itu terjadi baik jika kata-kata itu diucapkan oleh sang pemilik atau oleh peneliti yang suaranya tidak dikenal kucing.

Namun, ada pengecualian untuk kucing yang tinggal di kafe. Kucing itu umumnya kurang mengenal nama mereka. Situasi itu diduga karena kucing kafe tinggal di lingkungan yang ramai dengan orang-orang yang berganti-ganti. Selain itu, pengunjung kafe umumnya memanggil nama kucing itu dengan sebutan yang berbeda-beda sehingga kucing sulit mengisolasi nama mereka sendiri di tengah berbagai julukan yang disematkan kepadanya.

Selain itu, hasil pengujian juga ditemukan kucing dapat membedakan ucapan manusia berdasarkan perbedaan fonem atau bunyi bahasa.

Kompas/Lasti Kurnia (LKS)–07-09-2014–KOMPAS/LASTI KURNIA–Pencinta kucing kampung di ajang Cat’s On Street di area hari Bebas Kendaraan Bermotor, di Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (7/9). Mereka ingin menunjukkan bahwa kucing kampung bukan hama dan bisa tampil sama cantik dan gagahnya seperti ras kucing lainnya.

Kemampuan kucing membedakan kata itu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup kucing. Para pemilik kucing bisa mengenalkan benda-benda atau tempat yang berbahaya bagi kucing melalui kata-kata atau ucapan tertentu.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports, Kamis (4/4/2019), itu menunjukkan kucing memahami sejumlah kata-kata, termasuk nama mereka. Namun, mereka hanya memilih untuk tidak mengakui keberadaan orang-orang di sekitarnya yang memanggilnya.

Abainya kucing terhadap panggilan kepadanya itu nyatanya juga bukan persoalan personal. ”Kucing tidak berevolusi untuk menanggapi isyarat manusia,” kata Saito kepada New Scientist. Kucing akan berkomunikasi dengan manusia saat mereka mau saja.

Oleh M ZAID WAHYUDI

Sumber: Kompas, 9 April 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB