Kota Cerdas; Daerah Bisa Permudah Layanan

- Editor

Selasa, 9 Juni 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kota-kota di Indonesia diberi keleluasaan untuk menciptakan inovasi sistem yang mempermudah kendali pemerintahan dan layanan publik. Keteraksesan sistem ini oleh masyarakat akan mendorong terwujudnya kota layak huni dan berkelanjutan.

“Saya dorong semua kota punya posisi. Jangan mulai (kota cerdas/smart city) dari nol,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Senin (8/6), di Jakarta. Ia ditemui setelah menjadi pembicara kunci Forum Perkotaan Transformasi yang digelar Transformasi atau Pusat Transformasi Kebijakan Publik. Kegiatan itu diikuti beberapa wali kota, Duta Besar AS Robert Blake, serta sektor swasta seperti Twitter dan Cisco.

Ia mencontohkan aplikasi kota cerdas di Kota Bandung, Jawa Barat, unggul dalam sistem di belakang layar (backoffice) berupa Bandung Command Center. Sistem itu antara lain berisi pusat kendali pemantauan kamera daring (CCTV) untuk mengawasi parkir liar serta menjamin keamanan dan kenyamanan warga di ruang publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

kota cerdasRudiantara mengatakan, sistem tersebut bisa dicontoh dan disesuaikan dengan kebutuhan atau kondisi kota lain. Misalnya, Pekalongan yang terkenal dengan produk batik bisa menciptakan sistem e-dagang untuk lebih memperluas pasar perdagangan.

Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan, aparatnya menciptakan aplikasi e-kinerja dan e-disiplin untuk meningkatkan layanan pegawai negeri setempat. Bagi publik, Banda Aceh menyediakan edukasi cerdas, ekonomi cerdas, hingga lingkungan cerdas.

“Intinya e-kinerja itu tulis yang anda kerjakan dan kerjakan yang anda tulis,” ujarnya. Sistem e-disiplin membuat status kehadiran pegawai negeri sipil diketahui waktu seketika (realtime).

Illiza mengatakan, edukasi cerdas antara lain berisi Pusat Sumber Belajar Virtual (PSBV) yang bisa diakses 24 jam. Tujuannya, untuk menyetarakan mutu pendidikan antarsekolah. Pemerintah Kota Banda Aceh juga menyediakan e-absen yang memonitor kehadiran peserta didik secara waktu seketika.

Pakar pengembangan perkotaan Wicaksono Sarosa menyatakan, kota cerdas memanfaatkan teknologi untuk mencapai tujuan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sistem inovatif itu bisa tercapai jika pemerintah responsif dan warga bebas berpendapat.

“Tak ada formula khusus untuk menciptakan kota masa depan yang hebat. Inovasi teknologi harus melibatkan pemerintah, publik, dan swasta disesuaikan karakteristik dan kebutuhan setiap kota,” ujarnya.

Era teknologi digital memengaruhi bentuk kota masa depan. Contohnya, revolusi pertanian membuat kota jadi pusat perdagangan, revolusi industri menciptakan area industri terpisah.

Direktur Eksekutif Transformasi Nugroho Wienarto mengatakan, penggunaan teknologi untuk menciptakan kota cerdas meningkatkan kenyamanan warga, pendatang, dan investor. Karena itu, inovasi teknologi untuk menciptakan kota cerdas akan meningkatkan daya saing kota itu.

Sebagai contoh, inovasi teknologi dimanfaatkan Kota Pekalongan untuk solusi keterbatasan anggaran. Kota transit di pantai utara Jawa tersebut menyediakan jaringan internet hingga ke balai rukun warga (RW) dan penggunaan surat elektronik pengganti kertas.

Di Makassar, pemerintah kota setempat memiliki kartu cerdas yang diluncurkan pada 17 Agustus 2014. Kartu yang bekerja sama dengan Bank BRI itu digunakan sebagai basis data dan alat transaksi serta penyaluran bantuan langsung tunai kepada masyarakat miskin. (ICH)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Juni 2015, di halaman 14 dengan judul “Daerah Bisa Permudah Layanan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB