Konservasi Penyu Belimbing di Brasil Berhasil

- Editor

Kamis, 11 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Warga menunjukkan tukik belawa (Amyda cartilaginea) di Desa Belawa, Kecamatan Lamahabang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (12/3). tukik maupun kura-kura belawa merupakan spesies yang unik dibandingkan kura-kura lainnya, karena bentuk punggungnya yang cekung. Kini, di tempat konservasi yang juga obyek wisata kura-kura belawa, tercatat sekitar 300 ekor tukik belawa dan 72 ekor kura-kura belawa.

Kompas/Abdullah Fikri Ashri (IKI)
12-03-2016

Warga menunjukkan tukik belawa (Amyda cartilaginea) di Desa Belawa, Kecamatan Lamahabang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (12/3). tukik maupun kura-kura belawa merupakan spesies yang unik dibandingkan kura-kura lainnya, karena bentuk punggungnya yang cekung. Kini, di tempat konservasi yang juga obyek wisata kura-kura belawa, tercatat sekitar 300 ekor tukik belawa dan 72 ekor kura-kura belawa. Kompas/Abdullah Fikri Ashri (IKI) 12-03-2016

Penyu belimbing adalah satwa dilindungi di Indonesia. Namun, Brasil berhasil melaksanakan konservasi penyu belimbing setelah upaya selama 30 tahun. Populasi penyu belimbing di Brasil naik perlahan-lahan.

–Jitro Ngoranubun (29, kiri), warga Desa Ohoidertutu, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, dibantu anak-anak menarik penyu belimbing atau yang oleh warga setempat disebut tabob di perairan tak jauh dari desanya, Desember 2011. Perburuan tabob yang menjadi tradisi dan adat masyarakat Nu Fit di Maluku Tenggara kini sudah berkurang setelah masyarakat sadar populasinya terus berkurang.

Keberhasilan konservasi penyu belimbing dilaporkan dalam penelitian berjudul ”Tiga Puluh Tahun Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) Bersarang di Espírito Santo, Brasil, 1988-2017: Biologi Reproduksi dan Konservasi”. Penelitian itu dimuat dalam jurnal Endangered Species Research yang juga dipublikasikan Science Daily, 1 Juli 2019. Penelitian dilakukan tim peneliti Brasil dan Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam abstrak penelitian disebutkan, di Samudra Atlantik barat daya, penyu belimbing hanya diketahui secara teratur bersarang di Brasil timur, di pantai Negara Bagian Espírito Santo. Di sini, tim peneliti melakukan analisis ekologi bersarang, tren populasi, dan status konservasi koloni penyu belimbing ini antara tahun 1988 dan 2017.

Ilmuwan mengamati tren peningkatan jumlah sarang dengan rata-rata peningkatan dari 25,6 sarang pada lima tahun pertama studi menjadi 89,8 sarang dalam lima tahun terakhir. Bersamaan dengan itu, ada juga penurunan yang signifikan dalam rata-rata panjang karapas melengkung dari populasi. Peneliti berhipotesis, hal itu disebabkan oleh perekrutan betina baru ke populasi bersarang. Sepanjang periode penelitian, sarang terkonsentrasi di bagian selatan dari wilayah studi sepanjang 160 kilometer. Tidak ada perubahan yang diamati pada tanggal tahunan rata-rata bersarang.

Hal itu berarti keberhasilan penetasan tahunan adalah 66 persen dan tidak ada variasi yang signifikan dalam keberhasilan penetasan yang terdeteksi setelah tumpahan besar limbah (tailing) pertambangan ke dalam area bersarang penyu pada tahun 2015.

”Kami mendalilkan bahwa tindakan konservasi lokal yang dimulai pada 1980-an telah berkontribusi pada pemulihan lembut populasi ini. Namun, mengingat ukuran populasi yang kecil dan distribusi geografis sarang yang terbatas, di samping masih adanya berbagai ancaman berupa tangkapan sampingan perikanan, perubahan iklim, polusi, dan pembangunan pantai, populasi ini terus menjadi perhatian konservasi,” demikian kesimpulan penelitian tersebut.

Para peneliti, yaitu dari Universitas Exeter, Inggris, dan program konservasi penyu Brasil, TAMAR-ICMBio, percaya bahwa upaya konservasi lokal telah berkontribusi terhadap peningkatan populasi penyu belimbing ini.

”Pemulihan yang berjalan perlahan ini mungkin disebabkan, setidaknya sebagian, pada upaya konservasi lokal yang dimulai oleh TAMAR pada 1980-an,” kata Liliana Poggio Colman dari Pusat Ekologi dan Konservasi Universitas Exeter.

Profesor Brendan Godley, peneliti lain dari Universitas Exeter, mengungkapkan kesenangan yang luar biasa untuk membantu memfasilitasi kerja kolaboratif di Brasil ini.

KOMPAS—Warga Desa Ohoidertutu, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, menangkap penyu belimbing atau tabob di perairan tidak jauh dari desanya, Sabtu (3/12/2011). Perburuan tabob yang menjadi adat dan tradisi turun-temurun oleh warga sudah berkurang setelah mereka sadar populasinya terancam.

”Secara kebetulan, tim berada di lapangan ketika tumpahan besar limbah penambangan berdampak di daerah itu pada tahun 2015. Namun, keberhasilan penetasan rata-rata tetap stabil sekitar 66 persen,” kata Godley.

Di Indonesia, populasi penyu belimbing juga terancam. Selain oleh manusia, ancaman juga berasal dari alam. Harian Kompas, 2 April 2019, melaporkan, tanaman katang-katang yang umumnya hidup merambat di pantai ternyata menjadi ancaman baru untuk reproduksi penyu belimbing. Fitri Pakiding, peneliti penyu dari Universitas Negeri Papua, Senin (1/4/2019), di Manokwari, Papua Barat, menyampaikan pengamatannya di Pantai Jeen Womom, pesisir pantai utara Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.

Di pantai peneluran penyu belimbing atau spesies penyu terbesar tersebut, akar tanaman katang-katang menembus kedalaman pasir hingga sarang tempat penyu meletakkan telur. Akar katang-katang (Ipomoea sp) tersebut menyedot nutrisi di dalam telur penyu hingga kering. Telur penyu pun gagal menetas.

Oleh SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 2 Juli 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB