Kondisi Bayi Dwi dan Tri Dipantau

- Editor

Rabu, 16 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bayi kembar siam Dwi Mustika Wardani dan Tri Tiara Wardani yang berhasil dipisahkan lewat operasi oleh tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dipulangkan pada Selasa (15/3). Namun, dua bayi tersebut masih harus dipantau tumbuh kembangnya, menjalani rehabilitasi medis, serta diperiksa terkait kemungkinan rekonstruksi fungsi saluran pembuangan dan reproduksi.

Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM Aryono Hendarto, kemarin, di Jakarta, mengatakan, operasi pemisahan Dwi dan Tri dilakukan pada 26 Januari 2016 saat usia bayi 8 bulan. Operasi berlangsung sekitar 16 jam.

“Ada empat tahap operasi,” ujarnya. Tahap operasi itu yakni melepas tulang panggul dan memasang fiksasi eksterna, memisahkan usus besar dan membuat lubang anus di dinding perut, memisahkan kandung kemih dan uterus, serta membuat lubang kencing di dinding perut dan menutup lapisan kulit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bayi Dwi dan Tri merupakan kembar siam jenis ischiopagus tetrapus, dua bayi menyatu di panggul dan perut. Anak kedua pasangan Yana (32) dan Purwanah (29), warga Kabupaten Kuningan, itu lahir lewat operasi caesar di RSUD Kuningan, 7 Mei 2015, berbobot 4,8 kilogram. Dua bayi itu dirujuk ke RSCM.

Hasil CT-Scan di RSCM pada dua bayi itu menunjukkan penyatuan usus besar dan kandung kemih. Organ dalam lain, yakni hati, kandung empedu, limpa, ginjal, dan usus halus bayi, terpisah. Dua bayi sudah menjalani operasi pembuatan saluran pembuangan di dinding perut di RSCM pada usia 12 hari.

Saat operasi pemisahan, diketahui saluran kencing, usus besar, dan vagina dua bayi bermuara ke sebuah ruang pembuangan bersama atau kloaka. Saluran cerna kedua bayi menyatu mulai dari usus besar dan bermuara ke kloaka.

Bayi Tri Putri tak punya lubang kencing dan pembuangan, sementara bayi Dwi memiliki lubang kencing, tetapi tak punya lubang pembuangan. Untuk sementara, lubang pembuangan dibuatkan di perut. Ke depan, hal yang harus dipertimbangkan adalah membuat saluran pembuangan serta saluran kencing dan organ reproduksi.

Menurut ahli bedah anak dari Divisi Bedah Anak FKUI/RSCM, Sastiono, jika hasil pemantauan menunjukkan otot dua bayi itu berkontraksi dengan baik, kemungkinan dibuatkan lubang anus. Jika itu tak terjadi, lubang pembuangan tetap di perut.

Dokter spesialis ortopedi dari Departemen Ortopedi dan Traumatologi FKUI/RSCM, Aryadi Kurniawan, menambahkan, operasi pemisahan itu krusial karena melibatkan tulang panggul, penyangga utama tubuh. (ADH)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Maret 2016, di halaman 14 dengan judul “Kondisi Bayi Dwi dan Tri Dipantau”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB