Kolesterol Baik yang Bisa Menjadi Jahat

- Editor

Minggu, 13 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selama ini, ada pemahaman umum, kolesterol terdiri dari kolesterol jahat, disebut LDL (lipoprotein densitas rendah), dan kolesterol baik, HDL (lipoprotein densitas tinggi). Jadi, HDL menjaga jumlah LDL rendah. Ternyata, punya banyak HDL tak menekan risiko penyakit jantung. Bahkan, tingginya kadar kolesterol baik bisa menjadi jahat bagi tubuh.

Seorang perempuan berusia 67 tahun punya HDL amat tinggi, tapi arterinya dipenuhi plak. Kondisi paradoks itu memotivasi tim peneliti untuk membuktikan, tingginya HDL bukan petunjuk kesehatan jantung, melainkan tanda sistem kolesterol tak bisa mengalirkan partikel lemak dari sirkulasi darah.

Sepuluh tahun terakhir, partikel HDL membingungkan peneliti. Biasanya, sekumpulan protein dan lemak itu menyalurkan kolesterol dari seluruh tubuh ke hati yang mengeliminasinya dari tubuh. Jadi, punya lebih banyak HDL seharusnya berbanding lurus dengan kesehatan tubuh. Namun, obat-obatan penambah kolesterol HDL gagal di uji klinis, dan gen yang meningkatkan HDL tak terkait penurunan risiko sakit jantung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Mencoba meningkatkan HDL tak begitu bermanfaat,” ucap Prof Adam Butterworth, peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris. Itu lantaran ada upaya membuat obat penambah HDL, dengan harapan obat itu berefek sama seperti statin yang menurunkan kadar LDL.

Butterworth dan koleganya membuat riset yang dipublikasikan di jurnal Science, Jumat (11/3). Menurut hasil riset, orang dengan HDL tinggi juga berisiko tinggi sakit jantung.

Mutasi langka
Kesimpulan itu didapat Butterworth dan koleganya setelah mempelajari mutasi langka yang membuat orang punya banyak kolesterol baik. Mutasi gen SCARB1, terjadi pada 1 dari 1.700 orang. Dari riset, risiko sakit jantung naik 80 persen pada mereka dengan mutasi itu.

Eksperimen lanjutan menunjukkan, mutasi menghambat HDL membuang lemak di hati. Menurut Butterworth, hasil itu signifikan karena HDL selama ini dikaitkan lebih rendahnya risiko sakit jantung.

Ia dan timnya mulai riset dengan mengurutkan gen 852 orang dengan kadar HDL amat tinggi dan lebih dari 1.000 orang sebagai kontrol. Mereka menemukan, perempuan usia 67 tahun tak memiliki fungsi menyalin gen SCARB1 dan punya lebih banyak plak di arteri dibandingkan perempuan seusianya.

Padahal, HDL perempuan itu 152 miligram per desiliter (mg/dl), lebih tinggi dari rata- rata perempuan seusianya, di satu kelompok, yakni 62 mg/dl. Ada 18 orang lain punya satu salinan SCARB1 yang berfungsi (biasanya ada dua salinan) dan kebanyakan punya HDL tinggi.

Daniel Rader, ahli genetika dan lipidologi Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, melihat hasil riset koleganya yang mengumpulkan asam deoksiribonukleat (DNA) ratusan dari ribuan orang yang diteliti dalam studi lipid dan penyakit jantung. Ada 284 orang di antaranya dengan satu salinan SCARB1 berfungsi dan kebanyakan punya HDL lebih tinggi dibandingkan rata-rata, 80 persennya berisiko penyakit arteri koroner lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, mirip kenaikan risiko akibat diabetes dan hipertensi.

Menurut Tim Chico, konsultan kardiologi Universitas Sheffield, Inggris, studi itu menunjukkan risiko penyakit tak sesederhana membedakan kolesterol baik dan jahat.(SCIENCE/BBC/JOG)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Maret 2016, di halaman 6 dengan judul “Kolesterol Baik yang Bisa Menjadi Jahat”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Berita ini 17 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 2 Oktober 2025 - 16:30 WIB

Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB