Home / Berita / Klub Sains SMA Candle Tree Berhasil Membuat Pesawat Nirawak

Klub Sains SMA Candle Tree Berhasil Membuat Pesawat Nirawak

Kerja sama tim, kegigihan, kesabaran, dan kemampuan memimpin dibutuhkan untuk mewujudkan sebuah proyek yang sukses. Hal tersebut dibuktikan oleh para siswa anggota klub sains SMA Candle Tree di Tangerang Selatan yang berhasil merakit pesawat nirawak (drone) dari nol.

Pada Sabtu (16/1) pagi yang bertetapan dengan pengambilan rapor semester pertama, para guru dan orangtua murid berkumpul mengelilingi lapangan SMA Candle Tree. Mata mereka tertuju kepada seorang siswa berkemeja putih yang berdiri di tengah lapangan. Di tangannya ada alat pengendali jarak jauh.

Siswa tersebut adalah Ivan Alexander dari kelas XII-IPA yang merupakan Ketua Tim Perakit Pesawat Nirawak Klub Sains SMA Candle Tree. Ia memijit tombol-tombol di alat pengendali tersebut, sontak pesawat nirawak dari aluminium bercat hijau tersebut memutar keempat baling-balingnya. Diiringi suara berdengung, pesawat berdiameter 60 sentimeter tersebut naik, melayang ke kanan, kiri, dan berputar-putar di udara. Para penonton pun riuh bertepuk tangan.

930e220b87514bb1bee52be91d7398eeKOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Ivan Alexander, Ketua Tim Pembuat Pesawat Nirawak Klub Sains SMA Candle Tree, menerbangkan pesawat nirawak di lapangan sekolahnya pada Sabtu (16/1/2016).

“Proyek membuat drone ini sudah dimulai sejak awal tahun ajaran 2015/2016. Total ada 20 anggota klub sains yang terlibat,” kata Ivan.

Ia menuturkan bahwa pembuatan pesawat nirawak adalah hal baru bagi klub sains yang biasanya berkutat pada percobaan kimia. Ini kali pertama mereka bermain-main di bidang robotika. Semua cara, mulai dari mencari bahan hingga cara merakit, mereka cari dari internet.

“Awalnya, untuk baling-baling mau memakai kipas yang ada di dalam komputer, tapi enggak ketemu yang bekas,” tutur Ivan. Walhasil, guru pembina klub sains pun mendekati Universitas Surya untuk bersedia menjadi pembimbing para siswa dan menyumbang barang-barang pembuatan pesawat tersebut.

Dalam proses pembuatan pesawat, setiap anggota klub memiliki tanggung jawab masing-masing. Misal, ada yang bertugas merakit badan pesawat, ada yang menangani perkabelan, dan ada pula yang mengecat pesawat.

Sabar
Pada presentasi di hadapan orangtua murid, Clairine Bryna dari kelas X-IPA, menjelaskan bahwa proses membuat pesawat nirawak membutuhkan kesabaran tidak hanya dalam segi teknis perakitan, tetapi juga menghadapi berbagai sikap anggota kelompok. “Benar-benar belajar cara berkomunikasi yang baik,” katanya.

Percobaan sains tersebut juga tidak sepenuhnya berjalan mulus. Berbagai tantangan terjadi, mulai dari kompas yang rusak hingga baling-baling patah. Bahkan, kemarin pesawat mengalami kerusakan cukup signifikan sehingga beberapa anggota harus tinggal di sekolah untuk memperbaikinya.

 

Mereka begadang hingga dini hari. “Teman-teman lain sebenarnya mau ikut membantu, tapi enggak diizinkan orangtua untuk keluar malam-malam,” kata Einstein M Frian dari kelas X-IPA.

Kepemimpinan
Kepala SMA Candle Tree Siprianus Peren menerangkan bahwa pelatihan kepemimpinan merupakan fokus pendidikan di lembaga yang dipimpinnya. Sejak kelas X, murid ditantang membuat berbagai proyek kelompok, seperti teater, film, dan sains, yang keseluruhan proses dipimpin, dirancang, dan dilaksanakan oleh mereka. Tujuannya untuk melatih kemampuan mereka beradaptasi dan berempati dengan situasi yang dihadapi.

Mereka juga belajar cara membuat proposal dan mempresentasikannya di depan yayasan pembina guna meminta bantuan dana. Dalam hal ini, negosiasi merupakan keahlian yang harus mereka miliki.

“Bahkan, setiap kali upacara bendera, pembina upacaranya juga murid yang memberi ceramah di hadapan teman-temannya,” kata Siprianus.

LARASWATI ARIADNE ANWAR

Sumber: Kompas Siang | 16 Januari 2016

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d blogger menyukai ini: