Kembangkan Industri Pengolahan Berbasis Riset

- Editor

Kamis, 17 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia sudah waktunya mengembangkan industri pengolahan SDA untuk mengurangi ketergantungan pada eksploitasi dan penjualan bahan mentah. Semua itu harus dibarengi dukungan pada riset dengan menyediakan dana memadai dan membuat kebijakan yang mendukung.

“Bangun industri berbasis sumber daya alam yang mengandalkan riset dan inovasi agar Indonesia tak semata-mata bergantung eksploitasi alam,” kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain di sela Konferensi Asian Association of Learning, Innovation and Co-evolution Studies (ASIALICS) ke-12, Selasa (15/9), di Yogyakarta.

Konferensi ASIALICS ajang tahunan internasional bagi ilmuwan, praktisi, dan pengambil kebijakan untuk menggali dan mengembangkan konsep pembelajaran, inovasi, dan studi koevolusi di Asia. Tahun ini dihadiri 150 ilmuwan, dari Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Tiongkok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Konferensi kali ini bertema “Innovation-Driven Natural Resource Based Industry”. Negara-negara di Asia masih berupaya mengembangkan industri pengolahan sumber daya alam.

Menurut Iskandar, kini sejumlah negara maju sukses menggeser struktur perekonomian dari basis SDA menjadi basis industri manufaktur. Namun, beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, masih sangat bergantung pada penjualan bahan mentah SDA. Untuk menuju negara maju, ketergantungan pada bahan mentah itu harus dikikis.

“Sebagai negara kaya keanekaragaman hayati, Indonesia harus menemukan cara mengubah sumber daya alam menjadi produk bernilai ekonomi lebih tinggi. Untuk itu, industri pengolahan sangat butuh penemuan baru hasil riset,” kata Iskandar.

Percepatan industri pengolahan SDA, menurut dia, mensyaratkan dorongan pada kegiatan riset di bidang sumber daya alam. Itu bisa dilakukan dengan kebijakan yang mendukung dan mengucurkan dana mencukupi. Saat ini, dana penelitian dan pengembangan di Indonesia sekitar 0,09 dari produk domestik bruto.

Jumlah peneliti di Indonesia juga minim. Peneliti penuh waktu kurang dari 10.000 orang atau 40 peneliti per 1 juta penduduk. “Di Amerika Serikat, rasio peneliti 3.900 per 1 juta penduduk, Jepang 5.000 per 1 juta, Israel 6.500 per 1 juta, dan Malaysia 1.600 per 1 juta,” paparnya.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Dimyati mengatakan, pemerintah berupaya meningkatkan anggaran riset. Salah satunya mewajibkan 30 persen dari bantuan operasional perguruan tinggi negeri untuk riset. (HRS)
————————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 September 2015, di halaman 14 dengan judul “Kembangkan Industri Pengolahan Berbasis Riset”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB