Kehancuran Bimasakti Datang Lebih Cepat

- Editor

Kamis, 10 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bimasakti diduga akan hancur saat bertabrakan dengan galaksi Andromeda pada 4-5 miliar tahun lagi. Namun, studi terbaru menunjukkan kehancuran Bimasakti itu datang lebih cepat 2-3 miliar tahun akibat tabrakan dengan satelit galaksi Bimasakti, yaitu galaksi Awan Magellan Besar.

Pemodelan komputer yang menunjukkan tabrakan antara Bimasakti dan Awan Magellan Besar atau Large Megellanic Cloud (LMC) itu dilakukan astrofisikawan dari Universitas Durham, Inggris, dan dipublikasikan di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, Jumat (4/1/2019).

S. BECKWITH (STSCI) HUBBLE HERITAGE TEAM, (STSCI/AURA), ESA, NASA–Citra galaksi Pusaran atau Whirlpool (M51a/NGC 5194) bersama galaksi M51b/NGC 5195 (kanan atas) jelang keduanya bertabrakan. Kondisi itu mirip dengan tabrakan yang akan terjadi antara galaksi Bimasakti dan Awan Magellan Besar pada 2 miliar tahun yang akan datang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari pemodelan itu, Bimasakti akan bertabrakan dengan Awan Magellan Besar pada 2,4 miliar tahun dari sekarang. Hasil itu cukup mengejutkan sebab studi sebelumnya tentang kehancuran Bimasakti akan disebabkan oleh tabrakan Bimasakti dengan galaksi tetangganya, Andromeda pada 4-5 miliar tahun lagi.

Awan Magellan Besar adalah galaksi katai yang juga satelit dari galaksi Bimasakti. Galaksi ini berjarak 163.000 tahun cahaya dari Bumi. Diameternya mencapai 14.000 tahun cahaya. Massanya sebesar 10 miliar kali massa Matahari atau seperdua puluh dari massa Bimasakti.

Sementara itu, Awan Magellan Besar menjadi galaksi terdekat ketiga dari Bimasakti setelah galaksi katai Canis Major yang berjarak 25.000 tahun cahaya dari Matahari dan galaksi sferoid katai Sagittarius yang berjarak 65.000 tahun cahaya dari Matahari.

Tabrakan galaksi adalah peristiwa umum dalam ruang semesta yang tak terhingga. Dengan superkomputer, para ilmuwan makin mampu memodelkan tabrakan antargalaksi itu berdasarkan posisi dan gerak masing-masing galaksi.

Tabrakan antara Awan Magellan Besar dan Bimasakti itu akan menimbulkan kerusakan masif pada Bimasakti. ”Awan Magellan Besar akan tertelan oleh Bimasakti. Namun, kerusakan yang ditimbulkannya akan mendatangkan malapetaka bagi Bimasakti,” kata Marius Cautun, peneliti utama riset tersebut dari Institut Komputasi Kosmologi Universitas Durham, Inggris, seperti dikutip Livescience, Senin (7/1/2019).

NASA/CXC/M.WEISS–Ilustrasi yang menunjukkan galaksi Bimasakti dengan dua satelit galaksinya, yaitu galaksi Awan Magellan Besar (LMC) dan Awan Magellan Kecil (SMC). Awan Magellan Besar yang berjarak 163.000 tahun cahaya dari Matahari itu bertabrakan dengan Bimasakti pada 2,4 miliar tahun yang akan datang.

Tabrakan di antara kedua galaksi itu akan dimulai dengan ditumpahkannya banyak gas dan bintang dari Awan Magellan Besar ke dalam lubang hitam di pusat Bimasakti. Peristiwa itu seperti membuat Bimasakti mendapatkan pasokan makanan yang besar untuk menunjang pertumbuhannya.

Akibatnya, ukuran lubang hitam Bimasakti akan bertambah hingga delapan kali dari ukurannya yang sekarang. Bahkan, lanjut Cautun, lubang hitam Bimasakti bisa menjadi quasar atau quasi stellar radio source.

Quasar adalah inti galaksi aktif atau active galactic nuclei (AGN) yang sangat terang. Inti galaksi aktif itu umumnya terdapat pada galaksi dengan massa lubang hitam yang superbesar. Jika diamati dengan teleskop, quasar terlihat mirip bintang yang sangat terang tetapi berjarak sangat jauh.

Quasar itu akan menyedot materi di sekitarnya dan memuntahkan kembali energi yang diperoleh ke sekitarnya dalam bentuk radiasi elektromagnetik dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Kekuatan dan kecerlangan energi yang dilepaskan itu bisa mencapai ribuan kali galaksi sekelas Bimasakti.

NASA/CXC/M.WEISS–Ilustrasi tentang quasar yang dihasilkan gas yang jatuh ke lubang hitam supermasif di pusat sebuah galaksi.

Jika tabrakan Bimasakti dan Awan Magellan Besar itu benar-benar menghasilkan quasar, bintang-bintang yang ada di sekitar pusat Bimasakti akan tersedot ke lubang hitam. Sementara bintang-bintang lain akan bereaksi mencari keseimbangan baru akibat terjadinya perubahan massa pusat galaksi yang makin besar. Bahkan, bintang-bintang yang tidak tersedot lubang hitam Bimasakti itu bisa terlempar jauh ke ruang antarbintang ataupun antargalaksi.

Untungnya, tabrakan itu tidak akan berdampak besar pada bintang-bintang di sekitar Matahari. Para peneliti melihat tabrakan itu tidak akan berdampak pada Bumi. Karena itu, jika kehidupan Bumi masih ada pada 2 miliar tahun lagi, mereka akan menyaksikan tampilan spektakuler quasar.

”Tampilan quasar itu laksana kembang api kosmik,” ujar Carlos Frenk, Direktur Institut Komputasi Kosmologi Universitas Durham yang juga terlibat dalam penelitian tersebut.

Oleh: M ZAID WAHYUDI

Sumber: Kompas, 9 Januari 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB