Kamis Dini Hari, Puncak Hujan Meteor Eta Aquarid

- Editor

Rabu, 2 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada puncak hujan meteor Eta Aquarid tahun ini bisa disaksikan 30-60 meteor per jamnya. Namun, jumlah meteor sebanyak itu hanya bisa disaksikan jika langit dalam kondisi gelap sempurna.

KOMPAS/NASA—-Citra senjumlah meteor melintas di tengah langit malam saat berlangsungnya hujan meteor Eta Aquarid yang diambil melalui NASA All Sky Fireball Network pada 2013 di Tullahoma, Tenesse, Amerika Serikat. Tahun ini, puncak hujan meteor Eta Aquarid diprediksi akan terjadi pada Kamis (6/5/2021) dini hari.

Hujan meteor Eta Aquarid akan mencapai puncaknya pada Kamis (6/5/2021) dini hari. Jika langit malam di daerah Anda bersih, jauh dari polusi cahaya, awan, hujan, gangguan cahaya Bulan, atau pencemaran udara, maka anda memiliki kesempatan untuk bisa melihat lintang alihan itu hingga 30-60 meteor per jamnya sembari menemani makan sahur anda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sesuai namanya, hujan meteor Eta Aquarid terjadi karena meteor-meteor yang terlihat pada waktu itu seolah-olah berasal dari rasi Aquarius, sang pembawa air. Lebih tepatnya, meteor-meteor itu seolah memancar dari mulut bejana yang dibawa Aquarius.

Rasi ini terletak di bawah rasi Sagitarius, sang pemanah dengan tubuh atas berupa manusia dan tubuh bagian bawahnya berupa kuda. Namun, Sagittarius juga di juluki rasi teko karena susunan bintang-bintang di rasi ini terlihat seperti teko.

Pada Kamis (6/5/2021) dini hari, rasi Aquarius ini akan terlihat tepat di arah timur. Rasi ini baru terbit secara penuh sekitar pukul 03.00 dini hari. Namun, sekitar 1,5 jam kemudian, langit sudah akan terang seiring terbitnya fajar.

KOMPAS/TIMEANDDATE—-Simulasi peta langit di lihat dari Jakarta pada Kamis (6/5/2021). Rasi Aquarius baru terbit sekitar pukul 03.00 dini hari. Posisi rasi Aquarius yang rendah, ada di dekat horizon, membuat untuk bisa menyaksikan hujan meteor ini butuh medan pandang yang luas di arah timur dekat horison.

Hujan meteor Eta Aquarid sebenarnya berlangsung sejak 19 April 2021 hingga 28 Mei 2021. Namun, puncaknya berlangsung pada Selasa-Rabu, 4-5 Mei 2021 dan waktu terbaik untuk mengamatinya pada Kamis dini hari. Sama seperti hujan meteor laimnya, waktu terbaik melihat hujan meteor memang pada dini hari saat pergerakan Bumi membuat planet ini berhadapan langsung dengan lokasi batuan dan debu yang menjadi sumber hujan meteor.

Batuan dan debu hujan meteor Eta Aquarid itu berasal dari sisa-sisa material komet Halley yang tertinggal di luar angkasa saat komet itu mendekati Matahari. Komet ini mengitari Matahari tiap 76 tahun sekali. Terakhir kali, komet Halley mendekati Matahari pada tahun 1986 dan akan menyambangi Matahari lagi pada tahun 2061.

Saat mendekati Matahari itulah, tubuh komet Halley akan menyublim hingga meninggalkan batuan dan debu di bekas lintasannya. Saat Bumi malalui bekas lintasan komet tersebut dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, maka batuan dan debu itu akan tertarik oleh gravitasi Bumi, memasuki atmosfer Bumi, dan terbakar akibat gesekan dengan lapisan udara Bumi. Terbakarnya batuan dan debu bekas komet itulah yang menjadi hujan meteor.

Sejatinya, seperti dikutip dari Space, Senin (3/5/2021), Bumi melintasi bekas jalur komet Halley ini sebanyak dua kali dalam setahun di tempat yang berbeda. Jika bekas jalur komet Halley yang dilalui pertengahan April hingga akhir Mei menghasilkan hujan meteor Eta Aquarid, maka bagian lain dari jalur komet Halley itu dilalui Bumi pada pertengahan hingga akhir Oktober dan menghasilkan hujan meteor Orionid.

Pada puncak hujan meteor Eta Aquarid tahun ini, jumlah meteor yang bisa diamati diperkirakan mencapai 30-60 meteor per jamnya. Namun, jumlah meteor sebanyak itu hanya bisa disaksikan jika langit dalam kondisi gelap sempurna, jauh dari berbagai gangguan cahaya, baik cahaya Bulan dan cahaya kota yang bisa mengurangi peluang terlihatnya meteor.

Bagaimanapun, cahaya meteor cenderung redup atau tidak cerlang. Belum lagi geraknya sangat cepat. Karena itu, cahaya Bulan atau lampu kota akan sangat memengaruhi terlihatnya meteor.

Namun, kondisi ideal itu sepertinya akan sulit terwujud pada hujan meteor Kamis dini hari nanti. Saat ini, Bulan berada pada fase perempat akhir yang akan terbit sekitar pukul 03.00. Saat itu, bagian Bulan yang bersinar terang mencapai 28 persen.

Meski demikian, kondisi ini tetap akan lebih baik dibanding jika hujan meteor itu berlangsung saat Bulan purnama. Cahaya Bulan sabit akhir yang redup akan membuat peluang terlihatnya meteor menjadi lebih besar dibanding saat Bulan purnama, tetapi tidak sebaik jika hujan meteor itu berlangsung saat fase Bulan mati.

KOMPAS/NASA—-Citra komet Halley yang memiliki periode mengelilingi Matahari setiap 76 jam sekali. Terakhir, komet ini mendekati Matahari pada 1986, dan akan muncul lagi tahun 2061. Material komet yang menyublim dan tertinggal di lintasan komet menjadi bahan baku dari hujan meteor Eta Aquarid yang terjadi pada April-Mei dan hujan meteor Orionid pada Oktober. Tahun ini, puncak hujan meteor Eta Aquarid diprediksi akan terjadi pada Kamis (6/5/2021) dini hari.

Pengamatan
Orang-orang yang tinggal di selatan khatulistiwa akan memiliki kesempatan terbaik untuk mengamati hujan meteor Eta Aquarid ini. Musim gugur yang sedang berlangsung membuat waktu malam di belahan Bumi selatan menjadi lebih panjang hingga peluang melihat hujan meteor ini lebih besar.

Sebaliknya, masyarakat yang tinggal di belahan Bumi utara akan memiliki peluang lebih sedikit menyaksikan hujan meteor ini karena waktu malam yang kian pendek seiring berlangsungnya musim semi dan datangnya musima panas. Selain waktu siang menjadi lebih panjang, langit juga akan tampak lebih terang. Menurut NASA, masyarakat di belahan Bumi utara berpeluang menyaksikan 10 meteor per jam.

KOMPAS/NASA/MSFC—-Citra meteor dalam hujan meteor Eta Aquarid yang diambil pada 3 Mei 2011. Tahun ini, puncak hujan meteor Eta Aquarid diprediksi akan terjadi pada Kamis (6/5/2021) dini hari.

Untuk mengamati hujan meteor ini, Anda tidak membutuhkan alat bantu apa pun. Hujan meteor yang indah bisa disaksikan hanya dengan mata telanjang. Anda cukup berbekal baju hangat karena akan berada di luar ruangan saat dini hari untuk beberapa jam serta kursi malas atau alat apa pun yang membantu menopang kepala Anda untuk selalu menghadap ke langit terus menerus selama beberapa jam.

Lokasi pengamatan hujan meteor terbaik adalah daerah yang jauh dari kota hingga terhindari dari polusi cahaya. Selain itu, pastikan medan pandang ke arah timur bebas tak terhalang gunung, gedung, atau pohon. Medan pandang yang bebas itu diperlukan karena posisi rasi Aquarius pada Kamis dini hari masih sangat rendah, sekitar 30 derajat.

Namun, posisi rasi Aquarius yang rendah membuat ada peluang untuk menyaksikan ”Earthgrazers” , kilatan cahaya meteor yang merambat secara horizontal. Kilatan cahaya meteor ini akan meninggalkan jejak warna-warni dan panjang di sekitar cakrawala. Peluang menyaksikan Earthgrazer itu sangat kecil sehingga jika Anda mendapatkannya satu saja, usaha Anda yang rela terpapar udara dingin dini hari demi melihat hujan meteor Eta Aquarid tidaklah percuma.

Oleh MUCHAMAD ZAID WAHYUDI

Editor: ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Sumber: Kompas, 5 Mei 2021

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB