Jurnal HISTMA UGM; Saat Indonesia Menjajah Dunia

- Editor

Selasa, 3 Juli 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selama ini perhatian historiografi Indonesia cenderung pada sejarah internal Indonesia, melulu membahas asal mula negeri ini beserta sejarah setiap daerahnya. Ini merupakan terusan dari situasi pasca- kemerdekaan, situasi saat Indonesia masih menggali akar sejarah dan mencari siapa dirinya.

Namun, setelah 67 tahun merdeka, sudah saatnya kita beranjak dan mulai meneropong keberadaan Indonesia dari kacamata global. Sudahkah sejarah Indonesia terpetakan dalam peradaban dunia?

Isu itulah yang kemudian diangkat mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) ke dalam jurnal berjudul Histma (History Media) yang bertemakan ”Indonesia dan Dunia”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam jurnal ini terdapat empat tulisan utama, masing-masing berjudul Manusia Perahu Vietnam dalam Lembaran Sejarah Indonesia, Sejarah Perdagangan Luar Negeri Indonesia 1945-1967, Politik Luar Negeri Indonesia di Bawah Abdurrahman Wahid, dan Perusahaan Multinasional Indonesia di Asia Tenggara. Selain itu, ada pula opini, esai, dialog, serta resensi buku yang masih berkaitan dengan tema tersebut.

Jurnal Histma dengan isu ”Indonesia dan Dunia” ini diluncurkan pada Jumat (29/6) di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya UGM. Tulisan pertama itu dikerjakan dalam waktu sembilan bulan, mulai dari proses pemilihan tema, penulisan, editing, sampai proses percetakan.

Peluncuran jurnal Histma kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama Ketua Jurusan Sejarah UGM Dr Sri Margana dan salah seorang penulis jurnal sekaligus alumnus jurusan Sejarah UGM, Ravando.

Kontribusi

Dalam pemaparannya, Sri Margana menyampaikan, jangan lagi kita membahas apa kontribusi dunia Barat terhadap Indonesia. Sebab, bangsa Timur pun memiliki peran yang kuat dalam perkembangan dunia Barat.

Dulu kita sibuk membahas tentang peninggalan-peninggalan bangsa Belanda setelah menjajah Indonesia selama 3,5 abad. Namun, tidak banyak yang tahu kalau di Belanda ada banyak restoran dengan cita rasa khas Indonesia.

”Secara tidak langsung, itu menunjukkan bahwa budaya kita telah menjajah Belanda,” tuturnya.

Penjajahan selama 3,5 abad tersebut telah mengubah cita rasa kuliner negara-negara Barat yang sebelumnya tak mengenal rempah-rempah. Begitu pun dengan budaya minum kopi, yang dahulu merupakan budaya bangsa Timur, kini telah menjadi kebiasaan hampir seluruh warga dunia.

Hal ini menunjukkan bagaimana secara tidak langsung bangsa kita telah membuat bangsa lain memiliki ketergantungan pada apa yang kita miliki. Kondisi yang kemudian turut memengaruhi pola hidup mereka.

Apabila Sri Margana membahas contoh-contoh kecil dari peran Indonesia terhadap dunia, Ravando justru memaparkan tulisannya secara mendalam yang mengangkat kiprah dan kontribusi Indonesia dalam penanganan pengungsi Vietnam di Pulau Galang, Batam, pada 1975-1996.

Ketika itu, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan berperang karena gagalnya upaya penyatuan dua wilayah yang memiliki paham berbeda, yakni komunis dan nasionalis. Kondisi tersebut menyebabkan mayoritas masyarakat Vietnam melarikan diri dari tanah airnya. Sebanyak 250.000 orang di antaranya mengungsi di Pulau Galang.

Tulisan Ravando yang terinspirasi dari pengalamannya sewaktu kuliah kerja nyata di Pulau Galang itu memberikan gambaran kepada kita bahwa Indonesia pernah tercatat dalam sejarah bangsa lain. Terbukti pada waktu itu Pulau Galang menjadi tempat pengungsian terbaik dibandingkan dengan tempat pengungsian lainnya, seperti di Malaysia dan Singapura.

Masih serangkaian dengan peluncuran jurnal Histma, pada hari sebelumnya diadakan pemutaran film Menggelar Indonesia, Misi Kesenian ke Mantja Negara karya Jennifer Lindsay. Film ini mengisahkan perjalanan serta pengalaman para penari dan penabuh Indonesia yang dikirim ke luar negeri pada masa pemerintahan Presiden Soekarno (1952-1965).

Sri Margana berharap jurnal Histma dengan isu ”Indonesia dan Dunia” ini adalah awal dari penelitian sejarah baru bagi para sejarawan Indonesia. Masa-masa mengagungkan bangsa lain sebagai bagian dari sejarah Indonesia sudah lewat.

Sekarang saatnya kita mempertanyakan keberadaan negeri ini dan kontribusinya terhadap dunia. Supaya kelak, nama Indonesia akan tercantum dalam sejarah perkembangan dunia, menyaingi pembahasan perang dunia dan revolusi industri.

(AYU DIAH CEMPAKA, Mahasiswa Jurusan Sastra Perancis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta)

Sumber: Kompas, 3 Juli 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB