Jumlah Lulusan Sekolah Kedinasan Belum Penuhi Kebutuhan

- Editor

Senin, 2 April 2018 - 15:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemenuhan aparatur sipil negara dari lulusan lembaga pendidikan ikatan dinas di bawah kementerian atau lembaga negara masih kurang. Jumlah lulusan yang dihasilkan tiap tahun masih di bawah 10 persen dari jumlah pegawai negeri sipil yang pensiun.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Asman Abnur menyampaikan, seluruh sekolah kedinasan di bawah kementerian atau lembaga negara baru bisa menghasilkan lulusan sekitar 7.000 sampai 8.000 orang setiap tahun. Padahal, jika dibandingkan dengan jumlah pegawai negeri sipil yang pensiun, ada 100.000 sampai 120.000 orang per tahun.

”Ini berarti masih di bawah 10 persen dari jumlah yang dibutuhkan,” ujarnya seusai menghadiri acara peresmian Politeknik Statistika Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) di Jakarta, Rabu (28/3/2018). Sebelumnya, politeknik ini dikenal dengan nama STIS. Namun, merujuk pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, sekolah tinggi ini berubah ke bentuk politeknik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Terkait jumlah lulusan sekolah kedinasan ini, Asman mencontohkan, lulusan tenaga ahli statistik di Politeknik Statistika STIS tergolong yang masih sangat minim. Setiap tahun, politeknik ini hanya bisa menghasilkan sekitar 500 lulusan. Diharapkan lulusan STIS tidak hanya memenuhi kebutuhan Badan Pusat Statistik (BPS), tetapi juga kebutuhan pegawai yang tersebar di tingkat kabupaten atau kota serta provinsi.

”Jika dihitung, Indonesia punya 514 kabupaten atau kota dan 34 provinsi, jadi totalnya 548 orang. Belum lagi kebutuhan BPS sendiri. Jelas, jumlah tersebut sangat kurang,” ujar Asman.

Tenaga ahli statistik
Meski dituntut untuk meningkatkan kuantitas lulusan, pihak Politeknik Statistika STIS mengaku masih mengalami beberapa kendala. Direktur Politeknik Statistika STIS Hamonangan Ritonga mengatakan, luas gedung yang terbatas menjadi salah satu kendala yang dihadapi untuk meningkatkan kuantitas mahasiswa yang diterima di politeknik tersebut.

DEONISIA ARLINTA UNTUK KOMPAS–Kepala Badan Pusat Statistik Kecuk Suhariyanto (kiri) bersama Direktur Politeknik Statistika Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Hamonangan Ritonga meresmikan Politeknik Statistika STIS di Jakarta, Rabu (28/3/2018).

”Menteri PAN-RB sebenarnya menargetkan agar Politeknik Statistika STIS bisa menampung 600 orang. Namun, hal itu masih susah diwujudkan melihat keterbatasan luas kampus. Untuk itu, kami rencanakan ke depan akan dibangun kampus baru untuk mendukung kebutuhan tenaga statistika yang semakin tinggi,” tutur Hamonangan.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto menambahkan, lulusan tenaga ahli statistik tidak hanya dituntut memenuhi aspek kuantitas, tetapi juga kualitas kerja. Ke depan, tenaga ahli statistik akan dibutuhkan di berbagai sektor pekerjaan, misalnya untuk menyusun laporan berbasis analisis data, mengumpulkan bahan dengan basis data, serta mengambil data yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Ia berpendapat, lulusan Politeknik Statistika STIS memiliki kompetensi yang lebih unggul dibandingkan lulusan ahli statistika di perguruan tinggi lain. Alasannya, kurikulum yang digunakan berbeda dengan perguruan tinggi lain. Porsi untuk mata kuliah yang berkaitan dengan metode survei atau sampling mendapat porsi lebih besar dari mata kuliah lain.

Selain itu, di politeknik ini juga diberikan materi statistik resmi (official statistic) yang dibutuhkan saat menganalisis data kementerian atau lembaga negara.

”Kurikulum tersebut sesuai dengan cara kerja BPS untuk mengumpulkan dan memproduksi indikator statistik bagi perencanaan kebijakan ataupun evaluasi program-program pemerintah,” lanjut Kecuk.

Menurut dia, tantangan lain yang harus dipersiapkan tenaga ahli statistik saat ini adalah kemampuan menganalisis data raksasa dengan memanfaatkan perkembangan internet. Pada sektor pariwisata, misalnya, untuk menghasilkan analisis kebiasaan wisatawan asing di daerah perbatasan, BPS memanfaatkan teknologi mobile positioning data yang menjadi bagian dari data raksasa.

Asman menilai, ada beberapa hal yang harus dimiliki lulusan ahli statistik dalam menghadapi perkembangan zaman saat ini. Hal itu antara lain memiliki kemampuan menganalisis, menyajikan data, dan mampu memberikan alternatif prediksi masa depan. Lulusan tenaga ahli statistik juga diharapkan memiliki integritas tinggi, terutama terkait pengelolaan data.

”Hal lain yang tidak kalah penting adalah lulusan pendidikan statistik punya kepekaan tinggi dan punya kemampuan mengelola data yang berbasis digital,” ucapnya.–DD04

Sumber: Kompas, 29 Maret 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB