Jumlah Fakultas Kedokteran Berlebih; Fakultas Kedokteran Harus Miliki Rumah Sakit Pendidikan

- Editor

Kamis, 3 Oktober 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saat ini tercatat ada 73 fakultas kedokteran, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Padahal, dibandingkan dengan jumlah penduduk, Indonesia cukup memiliki 60 fakultas kedokteran.

”Meski jumlahnya berlebih, tidak semua fakultas kedokteran memenuhi standar pendidikan dan kompetensi,” kata Menaldi Rasmin, Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), di Jakarta, Rabu (2/10). Ia mengatakan, tahun 2008 ada 52 fakultas kedokteran di Indonesia, lalu pada 2009 menjadi 71 kedokteran. Terakhir pada tahun 2010 terdapat 73 fakultas kedokteran.

”Sejak 2010, KKI sudah meminta moratorium pembukaan fakultas kedokteran,” ujarnya.

Menurut Menaldi, distribusi fakultas kedokteran juga tidak merata karena 40 persen berada di Pulau Jawa. Selain itu, di Pulau Jawa, sebanyak 11 fakultas kedokteran berada di Jakarta dan sekitarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Oleh karena itu, tambah Menaldi, KKI meminta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk menata secara serius pendidikan di fakultas kedokteran. Fakultas kedokteran diminta memperhatikan penerimaan mahasiswa yang disesuaikan dengan jumlah dosen ataupun standar dan prasarana pendidikan yang dimiliki.

Rasio dosen dan mahasiswa untuk preklinik adalah 1:10, sementara di tingkat klinik 1:5. ”Namun, kenyataannya, ada fakultas kedokteran yang memiliki mahasiswa sampai 400 atau 500 orang, yang tidak sesuai dengan jumlah dosennya. Untuk tahun ini saja KKI sudah mengirimkan surat ke Ditjen Dikti bahwa ada empat fakultas kedokteran yang harus menghentikan dulu penerimaan mahasiswa baru,” ujar Menaldi.

Rumah sakit pendidikan
Terkait rumah sakit (RS) pendidikan, ujar Menaldi, setiap fakultas kedokteran harus punya satu RS pendidikan utama. Jika tidak punya, bisa saja bekerja sama dengan RS lain asalkan ada nota kesepahaman bahwa RS itu hanya dipakai untuk satu fakultas kedokteran.

”Itu pun harus dipastikan, rumah sakitnya tipe B pendidikan,” ujar Menaldi. Menurut dia, fakultas kedokteran tidak boleh mengejar kuantitas, tetapi kualitas mahasiswa.

Frans Umbu Datta, Rektor Universitas Cendana, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengatakan, RS pendidikan dibutuhkan untuk mendukung pendidikan di fakultas kedokteran yang dibuka sejak 2008 di kampus ini. Selama ini mahasiswa berpraktik di RS Umum WZ Yohanes di Kupang yang bertipe B, tetapi belum terakreditasi sebagai RS pendidikan. (ELN)

Sumber: Kompas, 3 September 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 11 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB