Pembangunan bentang utama Jembatan Holtekamp kini mencapai 96,54 persen dari keseluruhan. Jembatan itu akan mendukung pengembangan Kota Jayapura, Papua.
Menurut rencana, hari Kamis (12/4/2018) ini, Presiden Joko Widodo akan meninjau pembangunan jembatan Holtekamp.
“Lahan untuk kawasan permukiman di Kota Jayapura terbatas, sudah padat. Nantinya, pengembangan akan ke arah Holtekamp yang lahannya relatif datar. Jadi ini adalah jembatan masa depan,” kata Direktur Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Zarkasi, Rabu (11/4/2018), di Jayapura, Papua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jembatan Holtekamp mulai dibangun pada 2015. Panjang keseluruhan jembatan 1.328 meter. Jembatan itu terdiri dari bentang utama sepanjang 433 meter, dengan nilai kontrak Rp 946 miliar.
Di sisi Holtekamp terdapat jalan akses sepanjang 7.410 meter. Proyek pembangunan jalan akses itu sedang dalam proses lelang. Selain itu, ada jembatan bentang pendekat sepanjang 685 meter dan 210 meter, serta jalan akses di sisi Hamadi sepanjang 400 meter.
KOMPAS/FABIO M LOPES COSTA–Tampak pemasangan rangka jembatan Holtekamp yang pertama di Jayapura sepanjang 112,5 meter, Rabu (21/2/2018).. Rangka baja jembatan dengan berat 2.000 ton dikirim dari Surabaya, Jawa Timur dengan menempuh perjalanan di laut sejauh 3.200 kilometer.
Jika Jembatan Holtekamp beroperasi, maka waktu yang diperlukan masyarakat menuju Holtekamp akan menjadi lebih singkat. Selama ini, masyarakat memerlukan waktu sekitar 2 jam menuju Distrik Muara Tami dan Skouw karena mesti mengitari Teluk Youtefa.
Di sisi lain, Jembatan Holtekamp akan menjadi ikon baru kota Jayapura.
Menurut Zarkasi, inisiasi pembangunan Jembatan Holtekamp telah dimulai sejak tahun 1990-an. Dalam perencanaannya, terjadi pergantian desain jembatan hingga tiga kali.
Pelaksanaan pembangunan Jembatan Holtekamp dilakukan di dua tempat, yaitu di PT PAL Surabaya dan di Jayapura. Dua buah rangka baja pelengkung dirakit di PT PAL Surabaya. Sementara, struktur baja jembatan dipasang di lokasi jembatan.
“Saat ini dilakukan pengecoran lantai jembatan. Setelah itu dicor. Untuk pendanaan, saat ini masih sesuai rencana awal, tapi akan kita lihat nanti,” ujar Zarkasi.
Bentang utama dan jalan akses sisi Holtekamp didanai pemerintah pusat. Sementara, dua jembatan bentang pendekat didanai pemerintah provinsi Papua, sedangkan jalan akses sisi Hamadi didanai pemerintah Kota Jayapura.
Secara teknis, konstruksi Jembatan Holtekamp dirancang untuk mampu menahan gempa hingga 7 SR. Pada setiap kaki jembatan dipasang pendulum yang berfungsi seperti engsel. Pendulum tersebut dapat menyerap guncangan gempa.
Selain itu, kawasan di sekitar Jembatan Holtekamp akan dilengkapi dengan sara penunjang pariwisata.
Project Manager Jembatan Holtekamp Rizki Dianugrah mengatakan, bentang utama Jembatan Holtekamp dijadwalkan selesai paling lambat pada September tahun ini. Namun, jembatan tersebut berfungsi secara keseluruhan pada awal 2019.
Secara terpisah, Rabu malam, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, pada permulaan, Jembatan Holtekamp akan digunakan untuk mengembangkan kota Jayapura. “Lalu, berikutnya untuk mendukung Pos Lintas Batas Negara Skouw,” kata Basuki.
Menurut Basuki, pengembangan Kota Jayapura mesti dilakukan ke arah timur yang tanahnya relatif datar dengan banyak sumber air. Dengan demikian, pertanian dapat dikembangkan.
Jika pengembangan dilakukan ke selatan Kota Jayapura, akan masuk ke pegunungan dan dikhawatirkan dapat merusak hutan.–NOBERTUS ARYA DWIANGGA
Sumber: Kompas, 12 April 2018