Iptek Masih Dianggap Bidang Maskulin

- Editor

Senin, 19 Maret 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dikotomi peran laki-laki dan perempuan dalam masyarakat Indonesia berpengaruh besar terhadap keaktifan perempuan di bidang sains, ilmu pengetahuan, dan teknologi. ?Sudah saatnya mengadvokasi kepada masyarakat bahwa iptek tidak mengenal jender.

“Iptek masih dipandang sebagai bidang yang sangat maskulin. Insinyur ataupun teknisi merupakan pekerjaan yang dinotabenekan untuk kaum laki-laki,” kata peneliti Pusat Penelitian Perkembangan Iptek (Pappitek) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wati Hermawati di Jakarta, Jumat (16/3). Wati merupakan editor dari buku “Gender dalam Iptek: Perkembangan, Kebijakan, dan Tantangannya” yang diterbitkan oleh LIPI.

–Suasana diskusi buku “Gender dalam Iptek”? di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Buku tersebut ditulis oleh 22 penulis yang antara lain merupakan peneliti di LIPI, akademisi di perguruan tinggi?, dan profesional di kementerian. Buku yang terdiri dari 16 bab itu membahas tentang kurangnya peran perempuan di dalam bidang iptek, baik sebagai pengguna, pembuat, maupun pengambil kebijakan.

Wati menyampaikan, menurut data Unesco, dari jumlah peneliti di seluruh dunia, perempuan peneliti hanya ada ?29 persen. Di Indonesia, jumlah perempuan peneliti adalah 35 persen dari total.

–Buku karya “Gender dalam Iptek: Perkembangan, Kebijakan, dan Tantangannya” yang diterbitkan oleh LIPI.

Secara persentase, Indonesia masih kalah dari Myanmar (85 persen) dan Thailand (52 persen). “Akan tetapi, alasan mayoritas peneliti adalah perempuan di negara-negara tersebut karena kaum laki-laki banyak memilih berkarir di militer ataupun berwirausaha,” papar Wati.

Ia menuturkan, harus ada pendidikan sejak dini kepada masyarakat bahwa iptek tidak mengenal jenis kelamin ataupun sifat feminin dan maskulin. Di samping itu, kembangkan data terpilah jumlah perempuan yang berkuliah dan bekerja di bidang iptek.

“Untuk saat ini, masih perlu ada tim ad hoc untuk pengarusutamaan dan keadilan jender di lembaga penelitian, perguruan tinggi, maupun manufaktur,” ujar Wati.

?Peneliti Pappitek LIPI Chichi Sinthia Laksmi yang mengadakan survey terhadap 1.800 orang di 10 kabupaten/kota menemukan bahwa mayoritas responden mengira iptek merupakan suatu hal yang besar dan canggih seperti membuat kendaraan dan robot. Bagi perempuan yang mengetahui definisi iptek lebih memilih bidang kesehatan yang dinilai lebih dekat dengan dunia perempuan yang umumnya dianggap akan menjadi seorang ibu.

Bidang lain
Peneliti LIPI Nani Grace Simamora yang juga salah satu penulis di buku “Gender dalam Iptek” mengungkapkan, perempuan yang memilih mempelajari iptek cenderung memilih bidang yang dinilai feminin seperti farmasi dan teknologi pangan. Perempuan yang memilih bidang teknik sipil, mesin, manufaktur, dan elektro terbilang langka.

?”Kalaupun ada perempuan sarjana iptek yang bekerja di lembaga manufaktur, umumnya mengisi posisi non teknis seperti di bidang administrasi,” kata Grace. Ia menambahkan, perlu dilakukan penelitian mendalam mengenai alasan perempuan sarjana iptek memilih berkarier tidak pada bidangnya. (DNE)–LARASWATI ARIADNE ANWAR

Sumber: Kompas, 19 Maret 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB