Pembangunan Infrastruktur Skala Besar Presiden Jokowi Diapresiasi
Persatuan Insinyur Indonesia mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo yang memfokuskan pembangunan infrastruktur skala besar dalam lima tahun ke depan. Langkah itu dinilai tepat karena dapat menjadi landasan kuat bagi Indonesia mendatang.
“Tanpa ragu, PII (Persatuan Insinyur Indonesia) memutuskan memberi gelar anggota kehormatan PII kepada Presiden, Bapak Insinyur Joko Widodo,” kata Ketua Umum PII 2012-2015 Bobby Gafur Umar pada acara pembukaan Kongres XX PII di Jakarta, Sabtu (12/12).
PII sebelumnya menyerahkan gelar anggota kehormatan kepada dua tokoh dunia, yakni Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher dan Kanselir Jerman Barat Helmut Kohl.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Menurut kami, rencana pemerintah untuk fokus ke infrastruktur sangat tepat, Rp 5.500 triliun dalam lima tahun. Namun, pertanyaannya, apakah kita bisa menjadi bangsa besar dan mandiri serta didukung industri yang kuat setelah program itu selesai?” lanjut Bobby.
PII meyakini hal itu akan terlaksana apabila ada kemauan. Hal terpenting lain adalah terus mendorong pemakaian produk dalam negeri.
Visi kompetisi
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya kembali menekankan, visi Indonesia ke depan adalah visi kompetisi. Kecepatan juga dibutuhkan di era kompetisi seperti sekarang ini.
Terkait hal itu, deregulasi akan terus dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas dan kelincahan. “Ada 42.000 peraturan yang selama ini membelenggu kita sendiri, entah itu peraturan menteri, peraturan pemerintah, keppres, atau perpres. Kita kumpulkan dan berikan target tahun depan harus dipotong separuh. Tahun depannya potong lagi jadi separuh,” tutur Presiden.
ANTARA/WIDODO S JUSUF–Presiden Joko Widodo (kedua dari kiri) didampingi Ny Iriana Joko Widodo berjabat tangan dengan mantan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Aburizal Bakrie (ketiga dari kanan) disaksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kanan) ketika menghadiri acara pembukaan Kongres XX PII di Jakarta, Sabtu (12/12).
Sejauh ini, pemerintah sudah mengeluarkan tujuh paket kebijakan ekonomi. “Kita tidak tahu, mungkin sampai 400, 600, atau 700 paket. Tidak apa-apa karena kita memang serius untuk memutus (keruwetan aturan) itu agar kecepatan kita bisa lebih baik,” lanjut Jokowi.
Terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang tinggal dua minggu lagi mulai berlaku, Presiden mengimbau semua pihak untuk tidak perlu khawatir, tetapi berani menghadapinya.
Menurut Jokowi, negara lain justru khawatir dengan produk dan sumber daya manusia Indonesia yang akan menyerbu saat MEA berlaku.
“Jadi, masak kita ikut-ikutan takut? Enggak usah takut. Kalau perlu kita takuti-takuti, nanti produk dan keahlian yang kita punya akan masuk ke negara A, B, dan C,” kata Presiden disambut tawa ratusan peserta dalam pembukaan Kongres PII tersebut.
Hadir pula dalam acara itu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan sejumlah tokoh, antara lain mantan Ketua Umum PII Aburizal Bakrie. (CAS)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Desember 2015, di halaman 15 dengan judul “Insinyur RI Optimistis”.