Indonesia Bisa Punya Universitas Sehebat MIT

- Editor

Minggu, 10 Maret 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia memiliki banyak universitas riset, namun tak satu pun yang benar-benar berbasis riset. Andai saja semua perguruan tinggi menjadi universitas berbasis riset, pasti Indonesia sudah lama unggul dan menjadi trendsetter di tengah persaingan global.
Namun, fisikawan Yohanes Surya tak ingin berandai-andai terlalu lama. Menurutnya, mimpi Indonesia untuk memiliki universitas yang mampu bersaing dengan universitas terkemuka di dunia, seperti Harvard dan Massachusetts Institute of Technology (MIT), jangan diremehkan. Tak hanya itu, Surya optimistis akan muncul banyak peraih nobel di bidang sains dan teknologi yang berasal dari Indonesia.

“Tidak sampai tahun 2030 universitas kita ini sudah sekelas Harvard dan MIT. Ini bukan mimpi kosong,” ungkapnya seperti dikutip dari rilis resmi yang diterima Kompas.com.

Semangat itu mendorongnya untuk mendirikan Surya University yang akan diluncurkan besok, Sabtu (9/3/2013). Universitas ini memiliki program studi yang merupakan hasil riset para dosennya yang berada di dalam fakultas-fakultas, seperti Fakultas Green Economy & Digital Communication (GEDC), Fakultas Clean Energy & Climate Change (CECC), serta akultas Life Sciences.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Fakultas GEDC, mahasiswa akan belajar tentang Agribusiness, Technopreneurship and Financial Analysis, Green Economy, serta Digital Communication. Di Fakultas CECC para mahasiswa akan belajar tentang Physics?Energy Engineering, Biochem?Energy Engineering, serta Environmental Engineering. Sementara itu, di Fakultas Life Sciences, para mahasiswa akan belajar tentang Biotechnology and Neuroscience, Human?Computer Interaction, serta Nutrition and Food Technology.

“Kata orang, ‘mana mungkin bisa menyamai MIT dan Harvard?’ Saya katakan, kenapa tidak mungkin? Untuk menjadi universitas world class, sebenarnya yang dibutuhkan cuma tiga hal, yaitu dosen yang
hebat, mahasiswa yang hebat, dan fasilitas yang hebat,” tambahnya kemudian.

Surya optimistis karena yakin akan persiapan dosen, proses rekrutmen mahasiswa dan fasilitas. Sekitar 200 doktor sudah disiapkan, dan dia yakin akan bertambah menjadi 1.000 dalam lima tahun ke depan.

Selain itu, Surya merencanakan akan menjaring para mahasiswanya melalui olimpiade fisika, kimia, matematika, biologi dan sebagainya. Bahkan, Surya yakin akan banyak mahasiswa dari mancanegara yang akan datang. Surya University, lanjutnya, juga ditopang oleh 41 pusat riset ilmu pengetahuan dan teknologi dan akan berkembang menjadi 80 pada lima tahun mendatang sehingga membentuk  pool  of  excellence  yang  langsung  berinteraksi  dengan dunia industri internasional guna menghasilkan berbagai produk buatan sendiri.

“Made in Indonesia”
Surya optimistis Indonesia dapat mengakhiri nasib selalu menjadi end-user dan beralih menjadi produsen yang disegani bangsa lain. Indonesia, lanjutnya, akan memiliki produk industri dan teknologi di berbagai bidang yang berlabel “made in Indonesia” yang diciptakan oleh putra-putri bangsa.

Puluhan sentra riset yang ada akan dimanfaatkan sebagai tempat belajar mahasiswa. Di sini, para mahasiswa langsung diajari dan dilatih untuk melakukan riset sejak dini.

Editor :Caroline Damanik
Penulis : Caroline Damanik |
Sumber: Kompas, Jumat, 8 Maret 2013 | 20:06 WIB
Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB