Ilmuwan Muda Indonesia; Dengan Sains, Berjaya di Amerika

- Editor

Kamis, 21 Mei 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“The greater danger for most of us lies not in setting our aim too high and falling short; but in setting our aim too low, and achieving our mark.”
Kutipan dari Michelangelo Buonarroti tersebut dilontarkan Menteri Pendidikan Anies Baswedan saat menyambut ilmuwan muda Indonesia yang mendapatkan dua grand award dan special award pada kompetisi Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) yang digelar di Pittsburgh, Amerika Serikat.

Anies Baswedan mengingatkan ke-12 siswa-siswi itu untuk bermimpi satu tingkat lebih tinggi daripada sekarang. “Kesuksesan kalian sekarang adalah awal dari kesuksesan yang berikutnya, maka tinggikan mimpi kalian,” katanya, Senin (18/5).

Indonesia meraih grand award untuk bidang sains lewat karya Luca Cada Lora (18) dan Galih Ramadhan (18), murid SMA Negeri 1 Surakarta, yang membuat karya ilmiah berjudul An Inorganic Nature of Heavy Metal Adsorbent.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

17Grand award lain di bidang matematika diraih I Dewa Gede Ary Palguna (18) dan I Kadek Sudiarsana, murid SMA Negeri Bali Mandara Singaraja, Bali, dengan karya ilmiah The Motifs Development of Gringsing Sarong.

Masih ada tambahan satu special award dari siswa SMA Katolik Gembala Baik, Pontianak, Kalimantan Barat, yaitu Hansen Hartono (17) dan Shinta Dewi (18). Keduanya mengembangkan penelitian penggunaan ampas tebu untuk menyerap logam besi dan merkuri.

Berjuang
Dalam acara penyambutan yang dilaksanakan di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta itu, terungkap bahwa untuk berprestasi mereka pun berjuang keras. I Kadek Sudiarsana yang yatim piatu, misalnya, mampu bersekolah berkat beasiswa bagi murid tidak mampu dan beasiswa prestasi. “Mendengar motivasi dari Pak Menteri, saya ingin menjadi Gubernur Bali,” kata Sudiarsana disambut gelak tawa dan tepuk tangan peserta lain.

Begitu juga Luca Cada Lora, yang harus membawa proposal ke mana-mana agar bisa melakukan penelitian atas ide bersama Galih tentang abu vulkanik. Modal mereka hanya semangat. Namun, semangat itulah yang membawa mereka berprestasi di Amerika Serikat.

Rasa haru bercampur bangga pun juga dirasakan Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nur Tri Aries yang mendampingi mereka sebelum dan selama di AS.

“Raihan grand award ini lebih membuktikan lagi bahwa anak Indonesia mampu berkompetisi di dunia internasional, bahkan dengan negara yang teknologinya lebih maju. Indonesia juara,” kata Nur. (B09)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Mei 2015, di halaman 12 dengan judul “Dengan Sains, Berjaya di Amerika”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:47 WIB

Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB