Hartarto 80 Tahun; Konsisten Menolak Ekspor Bahan Baku

- Editor

Senin, 11 Juni 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hartarto Sastrosoenarto, pemegang jabatan empat jabatan menteri masa pemerintahan Orde Baru, sepanjang tahun 1983 sampai dengan tahun 1993. Sabtu (9/6) malam lalu, Hartato merayakan ulang tahunnya yang ke-80 dengan meluncurkan sebuah buku karyanya, pada sebuah perhelatan di Jakarta.

Sejumlah tokoh hadir, yang menunjukkan pergaulan luas Hartarto di masa lalu hingga masa kini. Mereka, antara lain, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakri, dan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution.

Hartarto mengaku masih mengikuti perkembangan Indonesia mutakhir, terutama di sektor ekonomi. Pria yang dikenal dengan suara bariton yang berat dan masih tegap berjalan di usia delapan dekade ini, meski terkesan lamban. Namun, pikiran Hartarto tetap jernih. Dia menilai Indonesia masa kini beruntung oleh pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Indonesia cepat beradaptasi dengan perubahan lanskap ekonomi dan politik dunia. Ketika ekonomi Eropa dan Amerika Serikat merosot, serta politik Timur Tengah mengalami pancaroba, Indonesia mampu mencari mitra ekonomi alternatif ke belahan dunia lain.

Jika ada yang perlu dipesankan, katanya, adalah infrastruktur dan konektivitas. Pemerintah harus berkonsentrasi menyediakan infrastruktur dan konektivitas terbaik demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan akses masyarakat pada ekonomi. Buku yang diluncurkan ditulis oleh sebuah tim berjudul Perjalanan Pemikiran dan Karya Hartarto, dengan subjudul ”Menteri Perindustrian 1983-1993, Menteri Koordinator 1993-1999”. Hartarto menyatakan dalam sambutan, demi menyebarluaskan pemikirannya, bukunya boleh difotokopi.

Istri Hartarto, R Hartini Soekardi, mengisahkan, semasa muda ia ditinggal Hartarto ke Australia untuk kuliah. Hanya berhubungan melalui surat-menyurat pos. Hartarto menulis surat kepada Hartini setiap minggu. Wartawan senior August Parengkuan mengungkapkan, Hartarto seorang yang mengikuti pemikiran Bung Karno, jangan sekali-sekali melupakan sejarah (jas merah).

Seperti Bung Karno yang mengingatkan bahwa VOC memiskinkan Indonesia dengan mengekspor bahan mentah, pada masa tugasnya sebagai menteri perindustrian, Hartarto juga demikian. Penerima lima gelar doktor honoris causa yang selama 40 tahun bekerja di lingkungan pemerintah ini menolak ekspor bahan mentah dan mendesak agar Indonesia hanya boleh mengekspor hasil olahan.

”Hartarto seorang yang get well done. Ia sendiri ingin memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sebagaimana gagasannya,” ungkap August.

Hartarto lahir 30 Mei 1932 di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Ia kuliah di Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung dan bertemu calon istrinya saat Bandung menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA). Hasil KAA, Hartarto mendapat beasiswa kuliah di Sydney.

Ia sempat mendapat tawaran bekerja oleh Menteri Perindustrian Dasar dan Pertambangan Chairul Saleh sebagai Direktur Permigan (Perusahaan Minyak dan Gas Negara) yang ditolaknya karena sambutan direksi yang dingin saat itu. Hartarto memilih bekerja di Pabrik Kertas Padalarang Leces. Karier pemerintahnya dimulai sebagai Dirjen Industri Kimia Dasar (1979-1983) dan berlanjut hingga 1999 sebagai Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara. (ODY)

Sumber: Kompas, 11 Juni 2012

———-

Nama

: Ir. Hartarto Sastrosoenarto

Gender

: Laki-Laki

Tempat Lahir

: Solo, Jawa Tengah

Tanggal Lahir

: 30 Mei 1932

Riwayat Hidup

: BIOGRAFI

Ir. Hartarto Sastrosoenarto (Solo, Jawa Tengah, 30 Mei 1932) adalah mantan Menteri Perindustrian pada masa Kabinet Pembangunan IV (1983-1988), Kabinet Pembangunan V (1988-1993), dan Menteri Koordinator bidang Produksi dan Distribusi (Menko Prodis) pada masa Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara (Menko Wasbangpan) pada Kabinet Pembangunan VII (1998-1999).

Riwayat Karir

: Karir :

– Menteri Perindustrian Kabinet Pembangunan IV (1983-1988)

– Menteri Perindustrian Kabinet Pembangunan V (1988-1993)

– Menteri Koordinator bidang Industri dan perdagangan Kabinet Pembangunan VI (17 Maret 1993 – 14 Maret 1998)

– Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara (Menko Wasbangpan) Kabinet Pembangunan VII (14 Maret 1998 – 21 Mei 1998)

Jabatan Dalam Kabinet

:

  1. Menteri Perindustrian dalam kabinet Pembangunan V masa kerja 23 Maret 1988 – 17 Maret 1993

  2. Menteri Koordinator Bidang Industri dan Perdagangan dalam kabinet Pembangunan VI masa kerja 17 Maret 1993 – 14 Maret 1998

  3. Menteri Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara dalam kabinet Pembangunan VII masa kerja 14 Maret 1998 – 21 Mei 1998

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 34 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB