Perusahaan internet Google meluncurkan gambar Street View dari 11 candi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (27/9). Teknologi Street View memungkinkan pengguna internet mengeksplorasi pemandangan candi-candi tersebut secara daring (online). Inisiatif ini diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus menjadi sarana edukasi tentang situs-situs warisan budaya itu.
Peluncuran gambar Street View 11 candi tersebut dilakukan di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. “Dengan menghadirkan gambar Street View ini, kami ingin memperluas cakupan audiens situs-situs warisan budaya di Indonesia. Apabila sebelumnya cakupan audiens situs-situs itu terbatas, sekarang menjadi tidak terbatas,” kata Head of Public Policy & Government Relations Google Indonesia, Shinto Nugroho dalam acara peluncuran tersebut.
Teknologi Street View milik Google memungkinkan pengguna internet melihat panorama 360 derajat suatu tempat. Teknologi ini bisa dimanfaatkan oleh warga atau wisatawan untuk melihat tempat yang akan mereka tuju, menentukan panduan mengemudi, atau untuk mengenal suatu kota dengan lebih dalam. Di Indonesia, Google meluncurkan gambar Street View pertama kali pada 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Candi-candi di Indonesia yang kini bisa dieksplorasi melalui Street View adalah Candi Borobudur, Candi Barong, Candi Ijo, Candi Kalasan, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, Candi Sambisari, Candi Sari, dan Candi Sewu. Ada sejumlah tempat di Indonesia yang bisa dieksplorasi dengan Street View, misalnya Museum Nasional, situs Manusia Purba Sangiran, serta sejumlah pantai dan tempat wisata.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO–Eko Pramono, karyawan Google Street View, menggendong alat Street View Trekker yang digunakan untuk mengambil imaji panorama dengan sudut 360 derajat di Candi Borobudur, Jawa Tengah, Minggu (27/9). Alat berupa kamera dengan 15 lensa itu memungkinkan pengambilan gambar 360 derajat di jalur yang dilewati pengguna alat itu.
Untuk bisa menghadirkan gambar Street View candi-candi itu, Google bekerja sama dengan berbagai instansi, misalnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, serta PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.
Shinto mengatakan, selain menghadirkan gambar Street View, Google juga menghadirkan narasi tentang sejarah dan kebudayaan sejumlah candi di Indonesia di situs Google Cultural Institute. Hal itu untuk mempermudah siapa pun, terutama generasi muda Indonesia, mempelajari sejarah berbagai situs warisan budaya di Tanah Air.
“Cara orang memperoleh informasi sekarang ini sudah berubah. Dulu, kita belajar sejarah dari buku-buku yang tebal, sementara anak-anak sekarang belajar, ya, dari internet,” katanya.
Teknologi Street View, kata Shinto, juga diharapkan membuat lebih banyak wisatawan datang ke candi-candi tersebut. “Turis sekarang itu enggak pernah pergi tanpa perencanaan. Banyak dari wisatawan itu, kalau tidak bisa dibilang semuanya, mencari informasi soal obyek wisata dari internet,” ujarnya.
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Purwanto mengatakan, inisiatif yang dilakukan Google diharapkan bisa membantu upaya pemerintah menaikkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Pada 2019, pemerintah menargetkan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 20 juta orang.
“Untuk kawasan Borobudur dan sekitarnya di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, kami ditargetkan bisa mendatangkan 2 juta wisatawan asing pada 2019,” katanya. (HRS)
————————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 September 2015, di halaman 24 dengan judul “Google Luncurkan Street View 11 Candi”.