Target Wisata Indonesia dan Keterlibatan Google

- Editor

Kamis, 7 Januari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah Indonesia akan memperluas target kunjungan wisatawan mancanegara di 15 negara mulai awal 2016. Langkah ini juga akan diikuti dengan strategi pemasaran dan citra keunggulan destinasi pariwisata di tingkat lokal hingga nasional.

Di balik target itu, nama dan peran Google tampaknya begitu penting bagi Pemerintah Indonesia sehingga harus dilibatkan mulai dari pemetaan hingga pemasangan iklan.

Soal target wisata ini diungkapkan oleh Asisten Deputi Komunikasi Pemasaran Mancanegara Kementerian Pariwisata Noviendi Makalam di sela-sela pertemuan Menteri Pariwisata dan pendiri Google Sergey Brin, Senin (29/12) di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ke-15 negara tersebut, menurut dia, lebih banyak berasal dari kawasan Asia, seperti Korea Selatan dan India, kemudian diikuti Amerika Serikat dan Inggris.

“Pada tahun-tahun sebelumnya, kami hanya menarget pasar di lima negara, antara lain Malaysia, Singapura, dan Australia. Upaya memperluas pasar tersebut akan kami lakukan mulai meningkatkan pencitraan destinasi unggulan di tingkat daerah,” ujar Noviendi.

Menurut dia, pihaknya mendorong keterlibatan masyarakat lokal untuk membangun industri pariwisata di daerah asalnya. Misalnya, fokus pengembangan daya tarik wisata bawah laut Indonesia. Masyarakat setempat diajak turut serta menjaga kelestarian alam.

“Terkait paket wisata, kami memang mendorong lebih banyak daerah dan industri terlibat penuh untuk mengembangkannya. Namun, hal yang mendesak juga dilakukan adalah cara komunikasi pemasarannya. Dua-duanya harus berjalan beriringan,” kata Noviendi.

491cb9da7c3548ff8958eb55a7856002KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR–Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi pantai yang masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang diresmikan pemerintah, Sabtu (12/12). Di kawasan yang luasnya sekitar 1.035 hektar ini akan dibangun sejumlah hotel yang dilengkapi berbagai fasilitas untuk menarik wisatawan mancanegara. KEK pariwisata Mandalika akan dikelola BUMN, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC).

Lebih jauh, dia menambahkan, pasar Amerika Serikat dan Inggris akan digarap optimal oleh Pemerintah Indonesia. Di dua negara tersebut, Kementerian Pariwisata mengoptimalkan kerja sama yang sudah dibangun dengan Google, yakni iklan, konten Google Street View pada obyek wisata bawah laut, dan microsite.

Pada saat bersamaan, pemerintah tengah menggodok rancangan keputusan presiden tentang pengembangan kawasan wisata melalui pembentukan badan otoritas. Badan tersebut bertujuan untuk memudahkan manajemen pengelolaan destinasi wisata. Konsepnya yaitu satu destinasi wisata dikelola oleh satu manajemen atau satu otoritas.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan, keputusan presiden itu diharapkan selesai Januari 2016. Direncanakan, badan otoritas yang pertama akan dibentuk untuk mengelola dan mengembangkan Danau Toba. Selama triwulan I-2016, badan lainnya akan ikut didirikan.

“Selain infrastruktur yang menjadi tantangan utama kemajuan industri pariwisata, birokratisasi pengelolaan destinasi juga jadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pemilik destinasi sebenarnya adalah daerah. Masalah yang sering terjadi yaitu kemajuan satu destinasi obyek wisata hanya dinikmati oleh satu daerah, sedangkan sekelilingnya tidak sama sekali,” ungkap Arief.

Manajemen kebencanaan, imbuh dia, akan tetap jadi strategi utama memperkuat industri pariwisata Indonesia di mata wisatawan mancanegara. Hingga Oktober 2015, jumlah kunjungan turis asing sudah mencapai hampir 8 juta orang. Beberapa peristiwa bencana alam yang belakangan terjadi, Arief berharap, tidak berpengaruh banyak terhadap target kunjungan wisatawan mancanegara 2015 yakni 10 juta orang.

MEDIANA

Sumber: Kompas Siang | 29 Desember 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB