Gas Rumah Kaca, Metana Di Bawah Lapisan Es Terlepas

- Editor

Sabtu, 5 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selama ini pencairan lapisan es masih diabaikan dalam perhitungan pelepasan emisi gas rumah kaca. Namun penelitian terkini menunjukkan pencairan es bisa berkontribusi signifikan pada kandungan metana (CH4) di atmosfir.

Dalam bentuk gas, senyawa metana memiliki sifat puluhan kali faktor emisi dibandingkan CO2 atau karbondioksida. Dalam laman Nature.com, 2 Januari 2019, disebutkan penelitian Guillaume Lamarche-Gagnon dari School of Geographical Sciences , University of Bristol, Inggris menemukan metana yang diproduksi dalam sedimen yang berada pada lapisan bawah es dengan cepat menuju pinggiran es.

Prosesnya melalui sistem drainase yang efisien dari lapisan es Greenland. Ini menjadi temuan yang menunjukkan metana pada lapisan es memang patut diperhitungkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

NASA/JEREMY HARBECK—Cairan dari lapisan es membawa sedimen pada Russell Glacier, Greenland. Penelitianmenunjukkan aliran ini mengandung metana yang lebih tinggi dibandingkan sungai-sungai besar di daratan.

Pada sejumlah riset sebelumnya telah mengusulkan agar cadangan metana dalam jumlah besar yang berpotensi dilepaskan pada lapisan es namun tidak ada data tentang jejak gas metana tersebut. Dalam penelitian ini, para peneliti melaporkan ekspor terus menerus dari metana berbentuk cair dalam konsentrasi tinggi(CH4 (aq)) dari lapisan es selama musim lelehan.

Aliran cairan metana yang berkelanjutan selama musim lelehan merupakan indikasi cadangan metana pada sedimen di bawah lapisan es yang melebihi ekspor metana, dengan perkiraan 6,3 ton (pada rentang 2,4 hingga 11 ton) dari CH4 (aq) yang diangkut secara lateral dari lapisan es. Analisis isotop stabil mengungkapkan asal mikroba untuk metana yang mungkin dari campuran karbon anorganik dan karbon organik masa lalu yang terkubur di bawah es.

“Kami menunjukkan bahwa hidrologi subglacial sangat penting untuk mengendalikan aliran metana dari lapisan es, dengan drainase yang efisien membatasi tingkat oksidasi metana menjadi sekitar 17 persen dari metana yang diekspor,” sebut Guillaume.

Penghindaran pada atmosfir menjadi pengendapan utama metana begitu aliran mencapai pinggiran es dengan perkiraan aliran mencapai 4,4 – 28 milimoles CH4 per meter persegi per hari. Angka ini menyaingi kondisi pada sungai-sungai besar dunia.

Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa lapisan es menutupi lahan basah metanogenik luas yang aktif secara biologis dan tingginya tingkat ekspor metana ke atmosfer dapat terjadi melalui jalur drainase sedimen di bawah lapisan es yang efisien. Temuan ini menunjukkan bahwa lingkungan seperti itu sebelumnya kurang dihargai dan harus dipertimbangkan dalam perhitungan metana bumi.–ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 5 Januari 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB