Fungsi Belang Zebra Akhirnya Diketahui

- Editor

Kamis, 21 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilmuwan telah mempelajari apa sebetulnya fungsi belang hitam putih pada kulit zebra sejak 150 tahun lalu. Berbagai teori dikemukakan mulai dari fungsi kamuflase, mengatur suhu tubuh, menghindari predator dan serangga. Temuan terbaru menunjukkan, belang hitam putih itu berfungsi untuk mencegah lalat mendarat di kulit zebra.

AFP–Zebra di Taman Nasional Amboseli, Kenya, 22 Juni 2018.

Penelitian berjudul “Manfaat Garis-Garis Zebra: Perilaku Lalat Tabanid di Sekitar Zebra dan Kuda” itu dimuat dalam jurnal PLOS ONE edisi 20 Februari 2019 yang juga dipublikasikan sciencedaily.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penelitian dilakukan sebuah tim internasional di antaranya Tim Caro dari Universitas California di Davis, Amerika Serikat; Emmanuelle Sophie Briolat dari Universitas Exeter, Inggris; Joren Bruggink dari Universitas Aeres, Belanda; dan Martin How dari Universitas Bristol, Inggris.

Di Afrika, di mana zebra hidup, lalat tabanid membawa penyakit yang berakibat fatal pada zebra termasuk trypanosomiasis, anemia menular, dan influenza. Zebra sangat rentan terhadap infeksi karena tipisnya rambut yang memungkinkan lalat menggigit. Namun mekanisme yang tepat mencegah lalat memperoleh makan darah kurang dipahami dengan baik. Pengamatan mendetail tentang lalat yang menggigit di sekitar zebra hidup sejauh ini tidak tersedia.

Oleh karena itu dalam penelitian ini, Tim Caro dan kawan-kawan membandingkan beberapa ukuran perilaku lalat tabanid liar yang terbang di sekitar zebra dan kuda domestik yang tinggal di habitat yang sama menggunakan pengamatan langsung dan rekaman video.

Mereka mempelajari tiga zebra (Equus burchelli) betina dan kuda domestik (Equus caballus) berwarna putih, abu-abu, coklat dan hitam yang terdiri atas tiga betina dan enam jantan. Penelitian dilakukan di Bukit Livery, Dundry, Somerset utara , Inggris, pada Juli 2016, dan Juni – Juli 2017.

Tim merekam video masing-masing zebra dan kuda atau merekam dengan tangan dari jarak 1-2 meter aktivitas lalat tabanid (Haematopota pluvialis dan Tabanus bromius) yang terbang di sekitar tuan rumah mereka. Lalat tabanid Eropa betina itu mendekati zebra dan kuda karena membutuhkan darah untuk menghasilkan telur.

Hasil penelitian menunjukkan, tinkat pendaratan lalat tabanid lebih rendah pada kulit zebra dibandingkan pada kuda. Singkatnya, banyak bukti menunjukkan bahwa garis-garis mencegah pendaratan yang efektif oleh lalat tabanid begitu mereka berada di sekitar zebra tetapi tidak mencegah mereka mendekati dari kejauhan.

“Yang penting, kami menemukan bahwa lalat tabanid gagal melambat pada tahap akhir penerbangan mereka sebelum mendekati zebra, yang tidak terjadi pada kuda,” demikian tulis Tim Caro dan kawan-kawan dalam pembahasan penelitiannya.

ANGGIT HERMANUADI–Zebra menyeberang jalan.

Dalam setengah detik terakhir, lalat tabanid terbang lebih cepat sebelum mendarat atau menyentuh zebra daripada seekor kuda. Hal itu menunjukkan lalat tabanid tidak melihat target atau tidak menganggap permukaan bergaris-garis pada zebra sebagai tempat yang tepat untuk mendarat atau karena bingung oleh pola garis mungkin karena itu mengganggu penglihatan.

Selain itu, kata tim penelitia zebra tampaknya menggunakan cara perilaku untuk mencegah lalat tabanid menghabiskan waktu untuk mereka melalui desakan ekor yang konstan dan bahkan melarikan diri. Sebagai konsekuensi dari kedua pertahanan morfologis dan perilaku ini, sangat sedikit lalat tabanid yang mampu makan darah zebra sebagaimana dibuktikan oleh data penelitian.

Penelitian terdahulu tentang fungsi garis-garis pada zebra ini dilakukan tim Universitas Cambridge, Inggris, yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Zoology, tahun 2015. Namun, penelitian tidak dilakukan langsung pada zebra seperti dilakukan Tim Caro dan kawan-kawan, melainkan dicoba pada manusia.

Sebanyak 60 peserta manusia bermain permainan untuk menguji apakah garis-garis memengaruhi persepsi mereka tentang target bergerak di komputer. Manusia yang bermain permainan komputer menangkap target bergaris lebih mudah daripada target abu-abu yang seragam ketika beberapa target hadir.

KOMPAS–Zebra di Taman Nasional Hluluwe, Afrika Selatan, 13 Desember 2011.

“Kami menemukan bahwa ketika target disajikan secara individual, target bergaris horizontal lebih mudah ditangkap daripada target dengan garis-garis vertikal atau diagonal. Anehnya, kami juga tidak menemukan manfaat garis ketika beberapa target disajikan sekaligus,” kata Anna Hughes, peneliti Universitas Cambridge, seperti dikutip sciencedaily.com 11 Agustus 2015.

Hasil penelitian Anna Hughes dan kawan-kawan ini tentu berbeda dengan hasil penelitian Tim Caro dan kawan-kawan yang menemukan manfaat garis-garis zebra secara langsung pada hewan bersangkutan.

Oleh SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 21 Februari 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB