Dorong Komitmen Daerah Mengatasi Stunting

- Editor

Kamis, 5 April 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mendorong jajaran pemerintah daerah untuk menurunkan angka kasus stunting atau tubuh lebih pendek dari rata-rata tinggi normal. Kebijakan dan komitmen dari kepala daerah dinanti agar program kesehatan untuk mengatasi stunting berjalan dengan baik.

Nila F Moeloek yang hadir dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Rabu (4/4/2018), mengatakan, upaya mengatasi stunting harus terus didorong. Semua pihak perlu bekerja sama untuk mengatasinya.

”Kami sudah mencoba menurunkan kasus stunting dengan berbagai program kesehatan. Namun, kami tidak bisa bekerja sendiri dan memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Dukungan dan komitmen dari kepala daerah juga sangat diharapkan,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Nila, masalah stunting dapat diatasi dengan, antara lain pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil kurang energi kronis, promosi menyusui ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI, pemberian makanan tambahan untuk balita kurus, serta suplementasi multivitamin dan mineral. ”Itu saja belum cukup. Sanitasinya harus diperbaiki, misalnya penyediaan sarana air bersih bagi masyarakat setempat,” ujarnya.

Para ibu mengantri untuk mengambil makanan berupa biskuit, bubur kacang hijau dan susu, sebagai asupan bagi bayinya yang menderita gizi buruk. Layanan terpusat bagi balita gizi buruk dilakukan di Wisma Haji Selong, Lombok Timur, selama dua bulan.–Kompas/Khaerul Anwar

Kepala daerah harus memastikan lingkungan masyarakat di daerah dalam kondisi baik. Maka, kebijakan pembangunan di daerah haruslah diarahkan untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. ”Jangan menunggu sampai ada yang sakit baru lingkungannya diperbaiki,” ujarnya.

Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat prevalensi stunting nasional mencapai 37,2 persen. Artinya, pertumbuhan tak maksimal diderita sekitar 8,9 juta anak Indonesia, atau satu dari tiga anak Indonesia. Di Kalsel, angkanya masih cukup tinggi, yakni 44,2 persen.

”Stunting tidak hanya menyebabkan badan kerdil, tetapi kognitif atau kecerdasannya juga berpotensi kerdil dan tidak terlalu bagus. Ini bisa menjadi hambatan bangsa Indonesia untuk maju,” kata Nila.

Kepala Desa Batuah, Kecamatan Pamukan Barat, Kabupaten Kotabaru, Sugeng Supriyono yang mengikuti rapat kerja, menyampaikan, masih banyak warganya yang mengalami stunting. Itu karena sulitnya akses masyarakat menuju pusat layanan kesehatan.

” Sebagian warga kami masih tinggal di Pegunungan Meratus, jauh dari fasilitas kesehatan dan pendidikan. Perlu waktu satu hari berjalan kaki untuk mencapai puskesmas terdekat,” kata Sugeng.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhamad Muslim menyampaikan, rapat kerja kesehatan daerah tahun ini fokus pada tiga hal, yakni percepatan eliminasi tuberculosis, penurunan stunting, dan peningkatan cakupan serta mutu imunisasi. ”Itu semua dalam rangka menuju Kalimantan Selatan sehat,” ujarnya.

Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengatakan, pemerintah provinsi akan terus berupaya mengatasi berbagai persoalan kesehatan pada masyarakat Kalsel. ”Program kesehatan itu juga perlu dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota agar berhasil,” katanya. (JUM)

Sumber: Kompas, 5 April 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB