Cekungan Air Tanah Watu Putih, Kajian Komprehensif Berlanjut

- Editor

Rabu, 26 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Proses kajian komprehensif pada Cekungan Air Air Tanah Watuputih Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, berlanjut. Tim Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan kegiatan lapangan di daerah itu sejak 17 Juli lalu meliputi kajian geologi, hidrogeologi, geofisika, susur, dan pengeboran inti batu gamping.

Kegiatan itu melibatkan tim susur goa dari Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dibantu warga Rembang yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK). Warga Rembang terlibat dalam kajian lapangan.

Kepala Badan Geologi Ego Syahrial mengundang sejumlah lembaga, antara lain, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, media, pemerintah daerah setempat, dan JMPPK, untuk melihat langsung kegiatan di lokasi CAT Watuputih, Selasa (25/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dulu ada kajian lingkungan hidup strategis. Lalu Presiden Joko Widodo minta Badan Geologi melakukan kajian komprehensif, apa hasil kajian ini sesuai hipotesis bahwa sistem aliran bawah tanah terganggu jika pabrik semen menggali. Badan Geologi ingin mendapat itu,” ujarnya.

KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR–Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial (kedua dari kanan, baju putih) menyaksikan pengecekan debit air di mata air Sumber Semen, di Desa Gading, Kecamatan Sale, Rembang, Jawa Tengah, Selasa (25/7). Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan lapangan kajian komprehensif untuk Cekungan Air Tanah Watuputih, Rembang, sesuai perintah Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menggelar diskusi publik mengundang berbagai pihak. “Semua proses kerja ditunjukkan kepada publik agar terbuka,” ujar Ego.

Kunjungi mata air dan goa
Kemarin, pihaknya mengunjungi mata air Sumber Semen di Desa Gading, Kecamatan Sale. Di lokasi mata air, berjarak 1,5 kilometer dari CAT Watuputih, tim Badan Geologi mengecek debit air, kecepatan aliran air, dan tingkat kekeruhan.

Di Goa Rambut Semen, tim susur goa dari Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta, mengukur karakteristik kimia air dari goa yang tergenang dan tetesan stalagmit. “Tim susur bekerja sama dengan Tim Hidrogeologi,” kata Tantan, koordinator lapangan kegiatan.

Joko Prianto Ketua JMPPK Rembang, berharap hasil riset berpihak pada kelestarian lingkungan. Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sukmandaru Prihatmoko menilai, dari sisi metode riset, teknik, dan peralatan, itu sesuai dengan kaidah keilmuan.(SON)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Juli 2017, di halaman 14 dengan judul “Kajian Komprehensif Berlanjut”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Berita ini 29 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 21:26 WIB

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Berita Terbaru

fiksi

Cerpen: Taman di Dalam Taman

Jumat, 18 Jul 2025 - 21:45 WIB

Artikel

Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya

Kamis, 17 Jul 2025 - 21:26 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Kota di Bawah Masker

Kamis, 17 Jul 2025 - 20:53 WIB

fiksi

Cerpen: Simfoni Sel

Rabu, 16 Jul 2025 - 22:11 WIB