Butet Manurung Terima Hadiah Magsaysay 2014

- Editor

Selasa, 2 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saur Marlina Manurung yang juga dikenal sebagai Butet Manurung dengan sekolah rimbanya, Minggu (31/8) malam, menerima Hadiah Magsaysay 2014 di Manila, Filipina, bersama lima penerima lainnya.

Butet dipilih menerima penghargaan itu karena semangatnya untuk melindungi dan mengembangkan kehidupan masyarakat rimba di Indonesia, demikian menurut situs resmi Magsaysay Foundation. Butet aktif, antara lain, dalam mendampingi suku Anak Dalam di Jambi, Sumatera.

Butet ManurungBerbicara di hadapan seribu pemimpin sektor swasta serta pemerintah, media, dan mahasiswa dalam upacara penerimaan hadiah itu, Presiden Filipina Benigno Aquino III mengatakan, yang membedakan para penerima hadiah itu dengan orang lain ialah mereka memilih bertindak mengenai isu-isu yang dihadapi masyarakat. Tidak seperti mereka yang memilih hanya mengeluh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Solusi inovatif
”Masing-masing individu ini telah menghadapi masalah-masalah dan menemukan cara inovatif dan inklusif untuk mengatasinya,” kata Aquino mengenai penerima hadiah prestisius itu.

”Dengan kata lain, mereka tidak puas hanya mengeluh, tetapi terinspirasi untuk bertindak, dengan solusi yang relevan dan bisa direplikasi,” tuturnya.

Hadiah Magsaysay diberikan oleh Ramon Magsaysay Award Foundation yang didirikan tahun 1957. Pada tahun itu, Presiden Filipina Ramon Magsaysay tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. Sejak tahun 1958, Hadiah Magsaysay diberikan kepada orang atau lembaga yang menangani isu pembangunan manusia di Asia. Mereka dengan penuh keberanian dan kreativitas memberi kontribusi yang telah mengubah masyarakat mereka menjadi lebih baik.

Selain Butet Manurung, penerima Hadiah Magsaysay 2014 adalah Hu Shuli, wartawan dari Tiongkok yang mendirikan majalah investigasi; Omara Khan Masoudi, Direktur Museum Nasional Afganistan; pengacara Wang Canfa dari Tiongkok; pengajar Randy Halasan dari Filipina, dan Citizens Foundation, lembaga pendidikan di Pakistan. (AP/DI)

Sumber: Kompas, 2 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB