Tujuh ovum atau sel telur dari dua badak putih utara yang tersisa di dunia berhasil dibuahi secara buatan. Keberhasilan ini menghidupkan kembali harapan untuk menyelamatkan hewan yang terancam punah. Badak putih jantan utara terakhir di dunia bernama Sudan (45), mati tahun 2018 di Kenya sehingga hanya menyisakan dua anggota spesies betina, Fatu dan Najin.
AP PHOTO/JOE MWIHIA–Dalam foto yang diambil Jumat, 28 Juli 2017, penjaga hutan Zachariah Mutai berpose dengan Sudan, badak putih utara jantan terakhir di dunia, di Ol Pejeta Conservancy, Laikipia, Kenya. Sudan mati karena penyakit komplikasi yang berkaitan dengan usia, 20 Maret 2018.
Kabar gembira itu beritakan oleh kantor berita Reuters dan Science Daily, Senin (26/8/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sudan, badak putih utara jantan yang satu-satunya dan terakhir di dunia, mati pada 20 Maret 2018 di Ol Pejeta Conservancy, Laikipia, Kenya. Sudan mati karena penyakit komplikasi yang berkaitan dengan usia. Dengan matinya Sudan, tidak ada lagi pejantan sejenis yang dapat mengawini Fatu dan Najin.
Terhadap masalah ini, sejumlah peneliti membuat konsorsium penelitian internasional untuk menyelamatkan badak putih utara dari kepunahan. Program penelitian ini didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Penelitian Federal Jerman. Tim dipimpin Thomas Hildebrandt dari Institut Leibniz untuk Penelitian Kebun Binatang dan Satwa Liar, Jerman. Lembaga riset Italia, Avantea, bertanggung jawab untuk mematangkan sel telur dan membuat embrio yang hidup.
Pada 22 Agustus 2019, tim dokter hewan berhasil memanen 10 sel telur dari dua badak putih utara betina terakhir di dunia, Najin dan Fatu di Ol Pejeta Conservancy di Kenya. Prosedur ini belum pernah dicoba di badak putih utara sebelumnya. Dengan Najin dan Fatu yang tidak mampu mengandung, masa depan badak putih utara sekarang hanya bersandar pada teknik reproduksi buatan perintis.
REUTERS–Badak putih utara bernama Nola dites drh Meredith Clancy (kiri), dibantu penjaga Kim Millspaugh dan Mike Veale (kanan), di Taman Safari Kebun Binatang San Diego, California, AS, 29 Desember 2014. Badak putih utara berusia 41 tahun ini mati pada 22 November 2015 di Taman Safari Kebun Binatang San Diego.
”Baik teknik dan peralatan harus dikembangkan sepenuhnya dari awal. Kami dapat memanen total 10 oosit, 5 dari Najin dan 5 dari Fatu. Hal itu menunjukkan bahwa kedua betina masih dapat menyediakan sel telur dan dengan demikian membantu menyelamatkan makhluk-makhluk luar biasa ini,” kata Thomas Hildebrandt dari Institut Leibniz, seperti dikutip Science Daily pada 23 Agustus 2019.
Pada Minggu, 25 Agustus 2019, sebanyak 7 dari 10 ovum—empat dari Fatu dan tiga dari Najin—berhasil matang dan menjalani inseminasi buatan. Proses ini dicapai melalui metode injeksi sperma intrasitoplasma atau intra cytoplasm sperma injection (ICSI). Semen beku yang digunakan berasal dari dua ekor badak putih utara, Suni dan Saut. Keberhasilan ini adalah langkah penting berikutnya dalam membuat embrio beku dan kemudian dipindahkan ke ibu pengganti badak putih selatan.
”Kami dikejutkan oleh tingginya tingkat pematangan yang dicapai karena kami tidak mendapatkan tingkat setinggi itu dengan betina badak putih selatan di kebun binatang Eropa,” tutur Cesare Galli, ilmuwan Italia yang memimpin prosedur pemupukan, seperti dikutip Science Daily, 26 Agustus 2019.
Galli menuturkan, semen Saut sangat sulit membuahi ovum. Untuk menemukan tiga sperma hidup yang diperlukan untuk ovum Najin, tim peneliti harus mencairkan dua tabung semen. ”Sekarang oosit yang disuntikkan diinkubasi dan kami harus menunggu untuk melihat, apakah ada embrio yang hidup berkembang ke tahap di mana ia bisa disimpan dengan penyimpan beku untuk transfer embrio nanti,” tambahnya.
Hasil pengembangan embrio mungkin akan diumumkan sekitar 10 September 2019.
Oleh SUBUR TJAHJONO
SUmber: Kompas, 27 Agustus 2019