Seperti kerikil yang ditinggalkan Hansel sewaktu menemani saudarinya Gretel menuju hutan dalam cerita Hansel dan Gretel karangan Grimm bersaudara, itulah yang dilakukan perangkat pintar yang kita gunakan setiap hari. Setiap saat perangkat tersebut memancarkan data, seperti kata yang dimasukkan ke bilah pencarian, aplikasi yang dipakai, surel yang dibaca, dan termasuk lokasi.
Data lokasi kini bisa dipergunakan pengiklan untuk memberikan penawaran di radius tertentu. Jadi jangan heran apabila mendapatkan pesan singkat penawaran di sebuah gerai di pusat perbelanjaan, padahal Anda baru saja melangkahkan kaki masuk ke sana.
Pengguna ponsel dengan sistem operasi Android akan menemukan fitur linimasa di dalam aplikasi Maps milik Google yang menampilkan riwayat lokasi ponsel berada dari waktu ke waktu. Bagi mereka yang khawatir dengan keamanan data pribadi, tentu fitur tersebut akan meresahkan, siapa yang memegang ponsel bisa mengakses riwayat lokasi berikut tempat-tempat yang sudah pernah dikunjungi.
Ada pula layanan seperti Line Here yang mengemas fitur tersebut dengan konsep lebih baik, yakni berbagi lokasi pada saat itu juga. Pengguna bisa memilih untuk membagikan aplikasinya kepada pengguna media sosial untuk berbagai skenario, seperti sobat karib yang hendak memastikan apakah teman-teman mereka sudah sampai di perjalanan atau seorang anak yang ingin mengabarkan lokasi mereka kepada orangtua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
kompas/iwan setiyawan–Fitur “Your Timeline” Google Maps di ponsel android.
Foursquare (yang kini berubah nama menjadi Swarm) mengemas kekuatan lokasi ini dengan sebuah permainan. Pengguna check in di sebuah lokasi. Rutinitas mengunjungi lokasi tersebut bisa menjadi ganjaran bagi pemain berupa tanda khusus atau posisi mayor dan bisa digusur oleh pengguna lain.
Ada pula Ingress, sebuah permainan yang dikembangkan Niantic Labs yang sudah dijalankan setidaknya 7 juta pemain di seluruh dunia. Bermain menggunakan lokasi sungguhan, aplikasi ini membuat pemain berinteraksi dengan lingkungan di sekitar mereka.
Namun, selalu ada dua sisi dari teknologi. Satu sisi membawa manfaat dan sisi lain berupa ancaman sewaktu data yang sama disalahgunakan di luar kehendak pengguna. Pengetahuan akan produk yang dipakai adalah kata kunci agar teknologi tidak menikam penggunanya sendiri.(DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 September 2015, di halaman 28 dengan judul “Memanfaatkan Rekam Jejak Digital”.