Bangun Kawasan Sains dan Teknologi di Daerah

- Editor

Kamis, 15 Maret 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah, kalangan swasta, dan perguruan tinggi untuk berkolaborasi meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Salah satunya dengan membangun kawasan sains dan teknologi (science and techno park) di sejumlah daerah.

Dari 22 kawasan sains dan teknologi (KST) yang ditargetkan dibangun dan mapan pada 2019, sudah 15 KST yang dibangun di sejumlah daerah. Pembangunan KST ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2017 tentang KST.

“Dari 22 STP (science and techno park) yang akan dibangun kami beranggapan sudah ada 15 STP yang sudah cukup baik. Namun yang harus diperhatikan bagaimana sumber daya manusia itu memang cukup. Jadi, jangan sampai ada STP nya tapi tidak ada orangnya atau ada STP nya tapi tidak ada tenaga pengajarnya,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat meresmikan Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P), Rabu (14/3) di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Puan mengatakan, pembangunan KST harus dilakukan bersama-sama dalam bentuk kolaborasi pemerintah pusat dengan daerah, akademi, dan kalangan industri/pelaku usaha.

KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR–Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani (barusan depan urutan ketiga dari kanan) melihat miniatur kawasan Techno Park Pelalawan, usai meresmikan Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P), Rabu (14/3) di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau

”Namun, STP tidak bisa berdiri sendiri hanya dengan mengandalkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, tetapi juga harus bersama-sama dengan kementerian/lembaga lain,” kata Puan didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Kelapa sawit
Adapun ST2P merupakan bagian dari pembangunan kawasan sains dan teknologi, Puan berharap kehadiran pusat pendidikan tersebut akan mendorong Pemerintah Kabupaten Pelalawan dapat mewujudkan KST yang mapan pada tahun 2019.

”Indonesia ini, kan, salah satu penghasil kelapa sawit yang terbesar. Jadi, kalau Tecno Park Pelalawan ini bisa dilakukan secara bertahap, tidak hanya hasilnya saja, tetapi ada inovasi yang akan dilakukan di wilayah-wilayah kelapa sawit. Tentu saja ini bisa kita jadikan satu contoh STP yang punya link and match (keterkaitan dan kesepadanan) dengan industri di wilayah tersebut,” ujarnya.

Karena itu, Puan mendukung jika fokus Techno Park Pelalawan pada hilirisasi produk turunan kelapa sawit, yang melibatkan koperasi petani sawit. Ia berharap, Techo Park Pelalawan segera terwujud, sehingga berbagai produk inovasi akan dihasilkan sehingga bisa mempercepat pemberdayaan ekonomi di daerah setempat. Namun semuanya akan terjadi jika ada gotong royong antara pemerintah dan swasta.

KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR–Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan, Provinsi Riau

Puan pun berharap selain pendampingan tenaga pendidik dari pusat, pendidikan di ST2P juga harus bersinggungan dengan industri, karena nantinya yang menggunakan lulusan di sekolah tersebut adalah industri.

Selain meresmikan ST2P, kemarin Puan juga meluncurkan Pemberdayaan Petani Sawit Swadaya Mewujudkan Desa Mandiri Sawit, serta menyerahkan secara simbolis sertifikat tanah kepada masyarakat, kartu Indonesia pintar, dan pembagian program keluarga harapan.

Kawasan Tecno Park Pelalawan diarahkan menjadi pusat pertumbuhan baru yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi di Kabupaten Pelalawan. Kawasan Techno Park Pelalawan yang akan dibangun di lahan seluas 3.748 hektar terdiri dari 7 zonasi dengan tiga zona utama yakni, zona pendidikan, riset, dan industri. Didukung empat zona lain yakni zona permukiman, konservasi, komersial, dan zona publik. Adapun ST2P saat ini memiliki 100 mahasiswa, dari dua angkatan (2016/2017- 2017/2018) dengan dua program studi yaitu Agroteknologi dan Teknik Industri.

Hasilkan produk turunan
Pembangunan Techno Park Pelalawan tujuannya agar nilai tambah terutama dari produk turunan kelapa sawit dapat dinikmati oleh masyarakat, sehingga bisa mengatasi kemiskinan di wilayah tersebut.Selama ini semua minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dikirim keluar Kabupaten Pelalawan, sehingga daerah setempat tidak menerima insentif dari ekspor CPO nya yang dikirim melalui pelabuhan-pelabuhan di luar Pelalawan.

Kelapa sawit adalah salah satu komoditas penting di Pelalawan Mayoritas lahan sawit dikuasai 42 perusahaan swasta dengan 27 unit pabrik kelapa sawit yang memproduksi CPO 1.768.041 ton. Swasta menguasai 380 hektar lahan sawit. Sekitar 30 persen perkebunan kelapa sawit dikelola 40.115 petani.

Jumlah penduduk Pelalawan 426.000 jiwa. Mata pencarian masyarakat sebanyak 75 persen bergantung pada kelapa sawit.

“Sayangnya, petani swadaya kelapa sawit di Pelalawan kurang pembinaan,” ujar Bupati Pelalawan HM Harris.

Selama ini, masyarakat bermitra, dan ada juga yang swadaya. Namun, pendapatan masyarakat yang swadaya sangat kecil karena produksinya sangat kecil, karena tidak didukung oleh teknologi yang memadai dan bibit yang jelek.

“Karena itu, kita menginginkan bagaimana meningkatkan produksi, membina petani melalui pusat pengembangan kelapa sawit agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik,” kata Harris.

Namun dalam situasi sekarang, kalau masyarakat jual ke pabrik harganya tidak menentu. Karena itu ada kerjasama Pemkab Pelalawan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan sejumlah lembaga agar petani swadaya bisa mandiri dengan membuat industri sendiri, sehingga bisa menghasilkan produk turunan. Modalnya, bukan hanya dari petani tapi juga melibatkan investor, produk-produk petani bisa disalurkan ke perusahaan.

Misalnya, kerjasama dengan perusahaan Jepang yang mulai 2018 akan membeli limbah kelapa sawit, untuk kepentingan industri di Jepang.

Karena itu Harris berharap kehadiran kawasan sains dan teknologi bisa membawa perubahan, dan memberdayakan petani swadaya agar mandiri. “Mudah-mudah masyarakat ke depan tidak tergantung pada investor besar tapi bisa mandiri,” kata dia.–SONYA HELLEN SINOMBOR

Sumber: Kompas, 14 Maret 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB