Baca Jurnal Diwajibkan

- Editor

Senin, 27 Februari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Belum Semua Perguruan Tinggi Miliki Budaya Ilmiah yang Kuat
Kebiasaan membaca yang belum terbentuk dalam masyarakat membuat mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi di Indonesia juga minim membaca jurnal dan membuat karya tulis ilmiah. Sejumlah perguruan tinggi mencoba membuat terobosan untuk menumbuhkan budaya baca dan tulis ini.

Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Ganefri, dalam acara bincang-bincang di Minang Book Fair 2017 di Padang, Sumatera Barat, akhir pekan lalu, mengatakan, budaya baca di kalangan mahasiswa dan dosen masih perlu dirangsang. Di UNP, pihak universitas menyediakan jurnal ilmiah yang wajib dibaca mahasiswa dan dosen.

“(Ada) Kebutuhan jurnal untuk membuat mahasiswa dan dosen memahami perkembangan baru di bidang ilmunya. Kami biasakan mencari literatur tulisan dari jurnal,” ujar Ganefri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rektor Universitas Andalas (Unand) Tafdil Husni menambahkan, membangun budaya baca di masyarakat secara umum dan di kalangan perguruan tinggi menjadi perhatian pihaknya. Menurut Tafdil, pihak kampus telah menetapkan syarat mencantumkan referensi dari jurnal saat pembuatan skripsi.

Bantu penerbitan
Adapun untuk dosen, kampus memberikan insentif bagi dosen untuk menerbitkan buku. Caranya, Unand bekerja sama dengan sejumlah penerbit.

Saat dies natalis ke-60, Unand membantu penerbitan 60 buku dari kalangan akademisi. “Soal kewajiban publikasi untuk dosen, terutama guru besar, juga jadi perhatian. Kami berikan dukungan untuk menghasilkan riset yang bagus. Didukung dengan kemampuan membaca dan riset yang baik, publikasi ilmiah pun akan bermutu,” papar Tafdil.

Rektor Universitas Baiturrahmah, Padang, Musliar Kasim mengemukakan, kewajiban membaca buku-buku tertentu sejak di sekolah membuat kebiasaan membaca akan terbangun. “Sebenarnya, dalam Kurikulum 2013, dorongan meningkatkan kebiasaan membaca untuk mendukung pembelajaran sudah dibangun,” ujar Musliar yang juga mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Secara terpisah, Ketua Tim Penilaian Angka Kredit Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Yanuarsyah Haroen menuturkan, budaya ilmiah dengan membudayakan membaca, riset, hadir dalam konferensi internasional, dan menerbitkan karya ilmiah belum dimiliki semua perguruan tinggi (PT) di Indonesia.

“Seharusnya dosen bisa produktif berkarya, apalagi ketika menjadi guru besar. Akan tetapi, untuk produktif juga butuh dukungan dalam menghasilkan riset yang berkualitas serta terus berjejaring dengan menghadiri konferensi internasional di bidang ilmunya. Dukungan budaya ilmiah seperti ini belum dimiliki semua PT,” tutur Yanuarsyah.(ELN)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Februari 2017, di halaman 11 dengan judul “Baca Jurnal Diwajibkan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB