Sebuah asteroid berdiameter antara 150-330 meter atau sekitar tiga kali lapangan sepak bola akan berpapasan dengan Bumi pada Kamis (27/6/2019). Meski demikian, papasan itu tidak akan membahayakan Bumi karena jarak terdekat asteroid 2008 KV2 tersebut dengan Bumi adalah 6,8 juta kilometer. Sebagai perbandingan, jarak Bulan dengan Bumi adalah 384.000 kilometer.
ESA/ P CARRIL–Ilustrasi artis yang menggambarkan asteroid yang melintas dekat Bumi dan berpotensi membahayakan kehidupan Bumi.
Sebuah asteroid berdiameter antara 150-330 meter atau sekitar tiga kali lapangan sepak bola akan berpapasan dengan Bumi pada Kamis (27/6/2019). Meski demikian, papasan itu tidak akan membahayakan Bumi karena jarak terdekat asteroid 2008 KV2 tersebut dengan Bumi adalah 6,8 juta kilometer. Sebagai perbandingan, jarak Bulan dengan Bumi adalah 384.000 kilometer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Walau jarak terdekat asteroid 2008 KV2 itu terhadap Bumi masih cukup jauh, sekitar 17 kali jarak Bumi-Bulan, namun momen asteroid sebesar itu berpapasan dekat Bumi tidak terjadi setiap saat,” tulis Live Science, Senin (24/6/2019).
Asteroid 2008 KV2 ditemukan pertama kali pada 28 Mei 2008. Untuk menentukan parameter orbitnya, Pusat Planet Minor Persatuan Astronomi Internasional (MPC IAU) mengamatinya sebanyak 154 kali.
Hasilnya, asteroid 2008 KV2 mengelilingi Matahari setiap 286 hari sekali dengan orbit yang jaraknya dari Matahari antara antara 0,5-1,2 unit astronomi (UA). Satu unit astronomi adalah jarak rata-rata Bumi-Matahari sejauh 150 juta kilometer.
Dengan jarak orbit terpendek kurang dari jarak rata-rata Matahari-Bumi atau 1 UA, maka asteroid termasuk asteroid dekat Bumi (NEA) atau obyek dekat Bumi (NEO). Parameter orbitnya itu membuat asteroid ini dikelompokkan dalam kelas asteroid Atens.
“Sebuah obyek dikategorikan sebagai NEO jika jarak terdekatnya ketika berpapasan dengan Bumi kurang dari 50 juta kilometer dari orbit Bumi,” sebut Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) pada situsnya.
–Lintasan asteroid 2008 KV2. Asteroid ini akan berpapasan dengan Bumi pada Kamis (27/6/2019) dengan jarak terdekatnya mencapai 6,8 juta kilometer.
Karakteristik orbit itu membuat selama perjalanan asteroid itu mengelilingi Bumi, dia akan senantiasa memotong orbit Bumi dan berpapasan dengan Bumi. Data spacereference.org tentang asteroid dekat Bumi menunjukkan asteroid 2008 KV2 akan 45 kali berpapasan dengan Bumi hingga tahun 2200.
Dari 45 kali papasan itu, papasan asteroid pada Kamis (27/6/2019) ini adalah yang paling dekat jaraknya, yaitu 6.803.314 kilometer atau 0,045 UA. Saat papasan terdekat itu, asteroid ini bergerak dengan kecepatan 11,37 kilometer per detik atau 40.935 kilometer per jam.
Itu bukan kecepatan tertinggi asteroid tersebut saat berpapasan dengan Bumi karena kecepatan tertinggi akan terjadi pada papasan pada 25 Juni 2030 sebesar 15,98 kilometer per detik atau 57.542 kilometer per jam. Saat itu, jarak terdekat asteroid ini dengan Bumi mencapai 25,25 juta kilometer.
Selain termasuk asteroid dekat Bumi (NEA), Pusat Studi Obyek Dekat Bumi (CNEOS) Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA mengelompokan asteroid 2008 KV2 sebagai asteroid yang berpotensi membahayakan Bumi atau potentially hazardous asteroid (PHA) yang berpotensi membahayakan kehidupan Bumi.
“Selain jaraknya yang dekat, ukurannya yang cukup besar, berdiameter antara 150-330 meter, membuat batuan luar angkasa itu dikelompokkan sebagai asteroid yang berpotensi membahayakan Bumi.”
Sejak awal pembentukannya, Bumi sudah sering dibombardir asteroid. Kemusnahan dinosaurus pada 65 juta tahun lalu, kebakaran lebih 2.000 kilometer persegi hutan di Tunguska, Siberia, Rusia pada 30 Juni 1908, atau kerusakan 4.000 bangunan dan cedera pada 1.500 orang di Chelyabinsk, Pegunungan Ural, Rusia pada 14 Februari 2013, semua di sebabkan oleh hantaman asteroid ke Bumi.
Setelah berpapasan dengan Bumi, asteroid 2008 KV2 akan segera menjauhi Bumi karena dia akan meninggalkan Bumi. Asteroid ini akan terus berpapasan dengan Bumi setidaknya hingga 200 tahun ke depan, kecuali jika parameter orbit asteroid itu berubah dan akhirnya menabrak Bumi.
Oleh M ZAID WAHYUDI
Sumber: Kompas, 27 Juni 2019