Asosiasi Dokter Hewan Megafauna Akuatik Indonesia Dibentuk

- Editor

Jumat, 4 Mei 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Asosiasi Dokter Hewan Megafauna Akuatik Indonesia di bawah naungan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia yang bekerja sama dengan Kementerian Kelautan Perikanan dibentuk dengan nama IAM (Indonesia Aquatic Megafauna) Flying Vet. Asosiasi ini mewadahi dokter hewan di seluruh Indonesia dengan minat dan dedikasi untuk kelestarian ekosistem laut, melalui pengelolaan megafauna aquatik.

Mereka bergerak dalam pencegahan kejadian terdampar, penanganan mamalia laut sakit dan/atau terdampar baik hidup ataupun mati, yang terjadi di berbagai wilayah pesisir Indonesia. Megafauna akuatik, yang berasal dari golongan reptilia (penyu), elasmobranch (hiu dan pari) serta mamalia laut (duyung, paus, dan lumba-lumba), merupakan kelompok satwa yang rentan akibat tekanan terhadap populasinya yang kian meningkat.

Organisasi IAM Flying Vet Indonesia diluncurkan pada 3 Mei 2018, dalam rangkaian kegiatan Seminar dan Pelatihan Dokter Hewan dalam Penanganan Medik Kejadian Mamalia Laut Terdampar di Indonesia, 30 April – 3 Mei 2018, di Denpasar, Bali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

DOKUMEN WWF INDONESIA–Organisasi IAM Flying Vet Indonesia diluncurkan pada 3 Mei 2018, dalam rangkaian kegiatan Seminar dan Pelatihan Dokter Hewan dalam Penanganan Medik Kejadian Mamalia Laut Terdampar di Indonesia, 30 April – 3 Mei 2018 di Denpasar. IAM Flying Vet dibentuk sebagai respon terhadap kondisi meningkatnya kejadian megafauna laut terdampar. Adapun titik-titik utama kejadian terdampar di berbagai wilayah Indonesia yang dicatat dalam satu dekade terakhir yakni, Kalimantan Timur (107 kasus), Bali (57 kasus), Aceh (25 kasus), Nusa Tenggara Timur (22 kasus), dan Papua (19 kasus) (Whale Stranding Indonesia, 2018).

IAM Flying Vet dibentuk sebagai respon terhadap kondisi meningkatnya kejadian megafauna laut terdampar. Adapun titik-titik utama kejadian terdampar di berbagai wilayah Indonesia yang dicatat dalam satu dekade terakhir yakni, Kalimantan Timur (107 kasus), Bali (57 kasus), Aceh (25 kasus), Nusa Tenggara Timur (22 kasus), dan Papua (19 kasus) (Whale Stranding Indonesia, 2018).

“Fenomena ini membutuhkan bantuan dokter hewan untuk bergerak cepat, tanggap, legal dan kompeten, untuk melakukan penanganan medis di lokasi kejadian meskipun berada di area terpencil,” ungkap Dwi Suprapti, Marine Species Conservation Coordinator, WWF-Indonesia, dalam siaran pers WWF Indonesia, Kamis (3/5/2018).

Sangat dibutuhkan
Dokter hewan yang memiliki kompetensi di bidang megafauna akuatik sangat dibutuhkan untuk membantu pemerintah dalam menangani kejadian terdampar. Baik untuk pertolongan hidup, penanganan penyakit, investigasi kematian (veterinary forensic), serta meminimalisir dampak negatif kejadian terdampar bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar.

“Dokter hewan Indonesia terus meningkatkan kompetensinya dalam melakukan diagnosis, merawat, dan melakukan penyelidikan post-mortem pada megafauna akuatik terutama pada kejadian terdampar. Penting bagi kita untuk mendalami investigasi kematian dan mengungkap penyebab kejadian mamalia terdampar, untuk membuat rekomendasi pengelolaan kejadian mamalia laut terdampar ke depannya,” tambah Dr Heru Setijanto, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Hewan Indonesia.

“Kejadian mamalia laut terdampar tidak bisa diprediksi waktunya sehingga dibutuhkan kesiapan, kemampuan, dan kerja sama antar stakeholders dan masyarakat dalam melakukan penanganan di lapangan – yaitu melalui IAM Flying Vet ini,” kata Andi Rusandi, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Seminar dan Pelatihan Dokter Hewan dalam Penanganan Medik Kejadian Mamalia Laut adalah langkah IAM Flying Vet untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dokter hewan,” kata Drh Ida Ayu Dian Kusuma Dewi MVSc, Koordinator Umum IAM Flying Vet Indonesia.

Seminar dan Pelatihan Dokter Hewan dalam Penanganan Medik Kejadian Mamalia Laut Terdampar di Indonesia dihadiri oleh 19 dokter hewan yang aktif pada beberapa kejadian mamalia laut terdampar di Indonesia. Mereka berasal dari Aceh, Bangka Belitung, Yogyakarta, Pontianak, Papua Barat, Bali, Jember, dan Jakarta, mewakili berbagai instansi seperti BPSPL Denpasar, Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee Aceh, Universitas Syah Kuala Banda Aceh, Karantina Pertanian Bangka Belitung dan Papua Barat, Dinas Pertanian dan Peternakan Jember, Universitas Udayana, Universitas Muhamadiyah Pontianak, WWF-Indonesia, Coral Reef Alliance, dan Klinik Hewan. (*)–ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 4 Mei 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB