Amankan Investasi Siber

- Editor

Selasa, 9 Mei 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Serangan WannaCrypt Tak Perlu Timbulkan Sikap Paranoid

Merebaknya ransomware atau aplikasi penyandera data WannaCrypt, Mei lalu, harus dimaknai sebagai momentum mengedukasi perusahaan berbasis layanan internet. Saatnya investasi untuk pengamanan siber tidak lagi dipandang sebelah mata. Sektor kesehatan dan pendidikan sempat jadi incaran utama.

Hal itu dikemukakan Senior Security Consultant Fortinet Indonesia Kurniawan Darmanto dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Kamis (8/6). Ia mengungkapkan, sejak akhir 2016 sudah diprediksi bahwa kasus serangan menggunakan ransomware akan meningkat tahun 2017. Pada akhir 2016 tercatat jumlah kasus serangan ransomware mencapai 638 juta kasus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

WannaCrypt yang diketahui menyerang salah satu rumah sakit di Indonesia tergolong aplikasi jahat (malware) dengan ancaman lebih ringan daripada famili ransomware lain, seperti TorrentLocker, CryptoWall, atau Locky. Penyebab lainnya, celah yang dimanfaatkan aplikasi ini sebetulnya sudah diumumkan oleh Microsoft selaku pembuat sistem operasi Windows dan diikuti peluncuran tambalan untuk mencegah eksploitasi dua bulan sebelum WannaCrypt merebak.

“Industri kesehatan tampaknya memang selalu diincar serangan ransomware karena murni pertimbangan ekonomi saja. Sebuah rumah sakit yang terkena ransomware tak punya posisi tawar yang kuat. Ini menyangkut dengan nyawa pasien gara-gara data rekam medik yang terenkripsi (tersandera),” kata Kurniawan.

Kesehatan-pendidikan

Menurut laporan global Fortinet, serangan WannaCrypt paling telak menghantam Jepang dengan 67 persen, diikuti Taiwan dan Meksiko (7 persen). Adapun Indonesia sebetulnya dianggap tidak signifikan. Sektor yang paling banyak terkena ransomware ini adalah kesehatan (31 persen) dan pendidikan (20 persen).

Ransomware pertama yang tercatat oleh Fortinet diketahui bernama AIDS Trojan pada 1989. Kala itu menyerang sektor kesehatan di 90 negara dan menyebar melalui disket. Cara kerja ransomware saat ini umumnya “menyandera” (enkripsi) file penting. “Penyanderaan” bisa baru dibuka apabila pemiliknya membayar tebusan dalam jumlah tertentu.

Berdasarkan penelitian Fortinet, industri kesehatan menjadi target paling banyak karena infrastruktur pertahanan internenya tak memadai. Layanan terbuka 24 jam, tetapi kerap melalaikan pengamanan.

Hingga 2016 sudah ada 850 juta dollar AS yang dibayarkan sebagai tebusan dari ransomware dengan infeksi 30.000-50.000 unit per bulan.

Kurniawan menegaskan, masih banyak famili ransomware yang sebarannya jauh lebih signifikan ketimbang WannaCrypt. Berkah dari maraknya pemberitaan terkait WannaCrypt adalah edukasi masyarakat tentang keberadaan aplikasi jahat ini.

“Ransomware akan bertambah dua kali lebih cepat dengan munculnya tren ransomware sebagai layanan, yakni modus untuk membagikan kode kunci aplikasi untuk disempurnakan pihak lain dengan kompensasi bagi hasil apabila sukses menyerang korban,” ujar Kurniawan.

Menurut Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim, semakin tinggi pemanfaatan teknologi, semakin meningkat pula risiko peretasan. Apalagi, saat ini perusahaan sedang marak melakukan transformasi digital. Artinya, kian banyak perangkat yang terhubung dengan internet. “Namun, hal ini tak perlu membuat orang paranoid terhadap teknologi. Yang harus dilakukan adalah meningkatkan investasi untuk pengamanan internet,” ujar Edwin.

Terdapat tiga komponen utama dalam pengamanan internet, yakni teknologi, proses, dan manusia. Teknologi dan proses yang baik tetap rawan jika manusianya tidak hati-hati saat terhubung dengan internet. Beberapa contoh perilaku buruk, yakni malas memperbarui kata sandi dan tidak hati-hati menyaring tautan yang masuk ke surel. (ELD)

—————-

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Juni 2017, di halaman 12 dengan judul “Amankan Investasi Siber”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB