Agar Lestari, Tiga Jerapah Jantan Membutuhkan 30 Betina

- Editor

Senin, 23 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Agar lestari, dalam satu populasi minimal diperlukan 30 jerapah betina dan tiga sampai enam pejantan. Jerapah yang hidup sendirian hanya menunggu kematiannya.

Jerapah yang disaksikan masyarakat sendirian di kebun binatang adalah hewan yang rentan punah, bahkan beberapa subspesies terancam punah. Penelitian menunjukkan, agar lestari, dalam satu populasi minimal diperlukan 30 jerapah betina dan tiga sampai enam pejantan. Jerapah yang hidup sendirian di kebun binatang hanya menunggu kematiannya.

Penelitian itu berjudul ”Analisis Kelayakan Populasi Translokasi Jerapah”. Laporan penelitian dimuat dalam jurnal Endangered Species Research yang juga dipublikasikan Science Daily pada 19 Maret 2020. Penelitian dilakukan biolog Derek E Lee dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, dan rekan-rekannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh solusi translokasi jerapah ke lokasi baru untuk menghindari perburuan liar di Afrika. Namun, berapa jumlah pejantan dan betina yang ideal dalam satu populasi yang dipindahkan belum diketahui.

”Jerapah rentan terhadap kepunahan setelah penurunan populasi 40 persen selama tiga dekade terakhir,” kata Mara Knüsel, peneliti dari Universitas Zurich, Swiss, seperti dikutip Science Daily, 27 Februari 2019.

Derek E Lee dan rekan-rekan peneliti lainnya menggunakan teknik pemodelan yang disebut analisis kelayakan populasi untuk menentukan ukuran ideal dan distribusi jenis kelamin populasi yang baru dibentuk. Mereka menyimulasikan berbagai skenario untuk memproyeksikan kelayakan jangka panjang dan keragaman genetik yang dapat melindungi populasi terhadap penyakit dan perubahan lingkungan.

Hasil penelitian menunjukkan, populasi minimum untuk keberhasilan 95 persen bertahan selama 100 tahun adalah jika dalam satu populasi terdapat 30 betina dan tiga sampai enam pejantan. Skenario ini berhasil mempertahankan setidaknya 80 persen dari keragaman genetik populasi.

”Populasi dengan kurang dari sepuluh betina dapat berhasil dalam dekade pertama karena pertumbuhan populasi jangka pendek, tetapi tidak berhasil dalam jangka panjang. Kelompok kecil dapat menderita depresi kawin sedarah. Mereka lebih mungkin kehilangan keragaman genetik karena kejadian acak pada tahun-tahun pertama setelah translokasi,” ujar Lee.

Oleh SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 21 Maret 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB