Menulis Ilmiah Masih Tidak Mudah

- Editor

Jumat, 26 Juni 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Meski menguasai praktik pembelajaran dengan baik di kelas, banyak guru yang masih kesulitan menuliskan tindakan kelas dalam bentuk laporan atau publikasi ilmiah. Padahal, menulis karya ilmiah merupakan syarat wajib bagi guru dalam jabatan profesi. Paling tidak, dibutuhkan waktu enam bulan agar guru mampu menulis laporan tindakan kelas sebagai publikasi ilmiah.

Kondisi itu mengemuka dalam “Lokakarya Kajian dan Penyusunan Laporan Pendidikan Tindakan Kelas” yang difasilitasi oleh USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (USAID Prioritas) di Jakarta, Kamis (25/6). Sebanyak 32 guru dan 32 dosen dari delapan provinsi terlibat dalam pelatihan intensif dengan pendampingan sejak enam bulan lalu.

Hari Amirullah, perwakilan dari Pusat Pengembangan Program Profesi Pendidik Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan, proses penulisan publikasi ilmiah yang paling sulit adalah perumusan masalah. Untuk membantu guru memetakan dan merumuskan masalah, dibutuhkan paling tidak satu kali pelatihan intensif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Guru tidak terbiasa meneliti dan menulis sehingga rata-rata kesulitan. Dulu, guru tidak diwajibkan untuk mengembangkan kompetensi dirinya, tetapi sekarang menjadi wajib,” kata Hari.

Penulisan karya ilmiah merupakan syarat wajib dari kegiatan guru yang dinilai angka kreditnya. Selain itu, penulisan karya ilmiah juga merupakan bagian dari kegiatan pengembangan profesi berkelanjutan bagi guru di jenis publikasi ilmiah. Syarat penulisan karya tulis ilmiah salah satunya dilakukan guru melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian untuk mengatasi permasalahan di dalam kelas.

Untuk pembelajaran
Koordinator Ahli Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Pemangku Kepentingan USAID Prioritas Ajar Budi Kuncoro mengingatkan, penulisan laporan penelitian tindakan kelas tidak semata-mata untuk mengejar angka kredit, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

“Guru tahu persis masalah yang terjadi di kelas, tetapi tidak bisa merumuskannya dalam bentuk tulisan,” ujarnya.

Dosen dan guru diharapkan fokus pada penerapan literasi, matematika, dan ilmu pengetahuan alam di SD/MI dan SMP/MTs. “Kami harap dosen bisa memperkuat guru dalam menerapkan teori pembelajaran yang relevan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi guru,” kata Budi.

Menurut Penasihat Pembelajaran USAID Prioritas Lynne Hill, kolaborasi dosen dan guru dalam penelitian tindakan kelas bisa meningkatkan kualitas pembelajaran dan bermanfaat bagi keduanya. (LUK)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Juni 2015, di halaman 15 dengan judul “Menulis Ilmiah Masih Tidak Mudah”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB