Aplikasi Sistem Polikultur Meluas

- Editor

Selasa, 17 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Teknologi budidaya polikultur meluas penerapannya di berbagai daerah. Pengenalan teknologi itu diterima masyarakat karena terbukti meningkatkan produktivitas lahan dan pendapatan petani, mengatasi masalah hama dan pencemaran lingkungan, mengoptimalkan pemanfaatan lahan, dan menekan konversi lahan.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) Achmad Poernomo dan jajarannya seusai kunjungan kerja ke Sleman, Yogyakarta, Kamis (12/3), dan Catur Pramono Adi, Kepala Bidang Pelayanan Teknis Balitbang KP di Subang, Jabar, Jumat (13/3), saat dihubungi dari Jakarta.

Di Blanakan Subang, Jawa Barat, teknik polikultur diterapkan pada lahan tambak seluas 8.000 hektar. “Di daerah payau itu berhasil budidaya udang windu, bandeng, dan rumput laut dalam tambak, masing-masing ukuran satu hektar,” kata Catur.

Di tiap tambak, ditebar 200 benih bandeng dan 2.000 benih udang, dan dua ton rumput laut ditanami. Tiga komoditas itu dipanen dalam 4 bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keberadaan tiga komoditas itu saling menguntungkan. Udang dan bandeng akan makan gulma yang tumbuh sekitar rumput laut. Adapun rumput laut berfungsi menyaring air di tambak agar tetap bersih. “Sisa pakan bandeng di dasar tambak akan dimakan udang,” ujar Syamsudin, Manajer Klinik Iptek Mina Bisnis (Kimbis) Subang.

Di lokasi itu, terutama di Desa Langen Sari, diterapkan pula pola wana mina yakni di bagian tengah dan sekeliling tambak ditanami mangrove. Keberadaan perakaran mangrove jenis api-api dan rizopora, simbiosis mutualisme dengan biota di tambak.

Guguran dedaunan jadi sumber hara dan pakan ikan. Perakarannya menyuplai oksigen bagi ikan dan udang. Dari 600 pohon per hektar, menghasilkan 30 kilogram tiap panen. Buah itu diolah jadi selai dan sirup.

“Budidaya itu memberdayakan sekitar 160 nelayan petambak dan pengolah produk perikanan di kabupaten ini,” kata Mei Dwi Erlina, Penanggung Jawab Kimbis Subang.

Ugadi
“Teknik memadukan perikanan dan pertanian di satu lahan berhasil dikembangkan untuk budidaya udang galah dan padi atau Ugadi di Sleman,” kata Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Achmad Poernomo, Rabu (11/3), seusai melepas benih perdana udang galah varietas unggul di Sleman, Yogyakarta.

“Dengan metode Ugadi, diharapkan alih fungsi lahan sawah berkurang, dan mengoptimalkan fungsi sawah irigasi, meningkatkan produktivitas pembudidaya, dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional,” ujarnya.

Udang galah yang ditanam bersama padi diharapkan sebagai agen pengendalian serangga hama dan gulma di areal persawahan untuk menambah hasil panen berupa udang galah.

Udang galah dipilih karena punya toleransi lingkungan luas, mampu tumbuh baik di air tawar dan air bersalinitas di bawah 15, dan punya toleransi luas terhadap suhu. Prinsip pertanian terpadu adalah memanfaatkan efek sinergis kegiatan pertanian terpadu, dan konservasi. (YUN)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Maret 2015, di halaman 14 dengan judul “Aplikasi Sistem Polikultur Meluas”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB